Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Resep Macaroni Schotel

Gambar
Macaroni Schotelnya :D Sudah ada yang pernah bikin macaroni schotel? Mudah, ya.. Beberapa waktu lalu saya bikin macaroni schotel sebenarnya untuk memuaskan lidah saya menari2 dan gigi saya meloncat2, karena suami saya ga begitu suka makan yang begini ini. Suami doyannya sayur asem, pepes, urap, jus apel tauge, dll. Makanan penuh keju kaya macaroni scotel, pizza, mayonnaise dll, cuma diicip dikit2. Hihiii… jadilah macaroni scotel ini dibagi2 ke tetangga (tetangganya di UIN. Jauh banget. Haha) Ohya bentar, sebelum melanjutkan. Hanya ingin mengingatkan, karena mayoritas Sobba dan Sobbi mungkin sudah tau hal ini :) Lambang satuan gram yang sesuai dengan Satuan Internasional (SI) itu g , bukan gr. Coba lihat saja kilogram. Lambangnya kg, kan? Lantas bagaimana bisa gram menjadi gr? Tidak sejajar. Lihat contoh lain; Kilometer : km, meter : m. Jadi kilogram : kg, maka gram : g. Setuju? #Saya sempat ngotot2an sama pembimbing skripsi saya tentang hal ini. Haha. CMIIW. Yu

Surat dari Mas Dani, si Orangeman

Gambar
Orangeman a.k.a DHM :P Keputusan menikah dengan pria ganteng yang sekarang menjadi suami saya, membuat saya mendapat beberapa surat. Kemarin sudah saya pos yang dari Citra. Kali ini dari Mas Dani. Mas Dani adalah seorang pujangga yang kesasar di Kementrian Keuangan. Haha. Beliau sahabat kental suami; satu kos ketika kuliah 3 tahun dan satu rumah lagi ketika penempatan di Makassar. Yaa... begitulah. Belum bisa dikatakan mengenal baik seseorang ketika kita belum pernah menginap atau melakukan safar dengannya. Sedangkan Mas Dani dan suami? 6 tahun bersama, tak terpisahkan :) Oya, mas Dani juga sama2 suka warna oren, loh. Oren emang keren! ------------------------------------------------------------------------------------------- Untuk calon adik iparku, Banyak orang bilang saya seharusnya seperti dia. Banyak juga yang membandingkan saya dengan dia. Semuanya mempunyai pendapat yang sama, saya tidak ada apa-apanya dibanding dia. Suatu hal yang ketika dia mendengarnya

Surat dari Citra, si Mentari Pagi

Gambar
Temenan . Jepretan suami juga. Ini adalah surat dari Citra buat saya, tertanggal 3 Juni 2011. Maap ya, Cit, baru inget untuk posting ini. Padahal sudah lama banget janjinya. Hm... Tulisan ini kaya rujak. Rasanya macem2, aw aw aw, tapi bikin nagih. Bikin yang baca pengen baca kalimat2 selanjutnya terus. Sampai titik terakhir. Menari2 banget kalimatnya. Ini kelebihan tulisannya Citra. Serasa ada nyawa dan hatinya :) #kalo tulisan saya adanya akal doang. Itu juga separo. Hiks! Mamaaaaa, apa salahkuuu :( --------------------------------------------------------------------------------------------------------- Dear, mba Mulki Rakhmawati.. haha. Aku rasa aku sangat tidak yakin akan mampu tertawa-tawa seperti yang aku dan Nisa rencanakan. Masih sangat jelas diskusi-diskusi seru kita.. keluarga tsurayya.. *yang kata mba Wind a.k.a ayangnya mba mul, tsuka rame dan ya’ya’an*   Malam itu, kau bilang kau ingin mendapatkan ia yang mampu membimbingmu.. ’gaul’.. bisa diajak disk

PEMIMPIN, like a Doctor.

Gambar
Suami dan selir2nya. Sudah lama tidak membahas tentang hal satu ini. Tidak ada trigger . Tapi berhubung sering mendengar cerita suami, saya jadi tertarik untuk mensintesa sesuatu. Ide itu untuk dituangkan, bukan untuk dilupakan. Yang harus dilupakan itu rasa cemburu, bikin capek soalnya. # hlah? abaikan. ga banget cemburu ama ikan :p Like a doctor . Kurang lebih begitulah pemimpin. Karena ia memiliki "mikroskop" yang dengannya ia bisa melihat berbagai permasalahan dengan lebih jelas, sudah seharusnya seorang pemimpin bisa memvonis sakit atau sehatnya orang2 yang dipimpinnya, juga sakit atau sehatnya sistem kerja yang sedang dijalankan. Diagnosis yang tepat adalah tanggung jawab seorang dokter. Seorang  dokter sudah seharusnya bisa membedakan mana penyakit dan mana gejala. Sakit perut bukanlah penyakit, tapi gejala dari suatu penyakit. Maka yang dilakukan seorang dokter bukan sekedar mengobati sakit perut, tapi menghilangkan penyakit yang menyebabkan sakit peru