Lagi Galau?
Yuhu, sobba dan sobbi ;)
Beberapa bulan lalu, istilah galau in banget di negeri kita. Sampe sekarang masih, sepertinya. Iya apa iya? Saya awalnya cuek, “galau itu apa sih? Ga urusan ah ama galau2an.” Tapi kemarin mendapat penjelasan lebih dari “temen main pekanan” tentang istilah galau itu sendiri. Ini saya direct quote dari mereka, ya:
Ini pengetahuan kunci buat saya, sehingga saya jadi tau apa itu galau,
berikut dengan historisnya *halahbangetdehlumul* jadi, based on
penjelasan temen saya itu, ketika orang ngomong galau ada 2 kemungkinan,
bisa jadi dia lagi bingung, bisa jadi dia lagi gelisah.
Pernah ada yang curhat, “Mbakkk... aku galaaau.” “Galau kenapa?” “Gatau. Galau aja rassanya.” “...............”
Oke,
kini paham. Namanya juga orang lagi bingung, ya bingunglah disuruh
menjelaskan dirinya kenapa dan bagaimana. Rasa itu muncul begitu saja,
kadang tau sebabnya, tapi juga ga nutup kemungkinan tidak diketahui
sebabnya.
Pernah juga, “Muuul.. Galau niih.” “Kenape? Emang ada yang belum beres?” “Udah beres semuanya. Aman. Tapi galau aja gitu rasanya.”
Oke, kini paham. Galau juga bisa terjadi, di tengah2 posisi aman dan nyaman. Karena ini masalah hati, yang merajai pikiran. Ketika pikiran berkata, semua beres, semua aman, tapi sebagai bawahan hati, pikiran tidak bisa memerintah “tenang!” terhadap hati. Seringnya begitu.
Ketika galau, kadang kita mencari solusi praktis. Mencari hiburan. Tapi hasilnya sementara. Iyalah, mencari hiburan bukan mengobati galau, tapi sejenak melarikan diri dari galau.
Trus kenapa bisa galau? IMHO, mungkin kita belum atau kurang memenuhi kewajiban terhadap hati kita. Iyeeeh.. kita punya kewajiban ga hanya ama negara, kampus, orang tua, tapi juga terhadap hati kita. Hati.. sebagai raja dari tubuh kita, perlu diperhatikan banget dong... Karena sangat menentukan performa pikiran, sikap, dan tubuh kita secara keseluruhan.
Itu prefacenya. Biar alur pikir saya diketahui ama Sobba-Sobbi.
Lalu apa obat (penyembuh) galau? Vaksin (pencegah) galau? Ya tadi.. menunaikan kewajiban kepada hati kita *assseeekk.. tunai. Jadi inget sesuatu* kewajiban ini dilakukan agar daya tahan hati kita naik, sehingga bisa melawan penyakit galau.
Okeh! Bekicot. Eh.. cekidot.
1. Dzikrullah.
Di saat apa pun, hati butuh tautan, ketika jelas, ketika remang, ketika blur, ketika gelap. Dan tautan paling super adalah tautan kepada Allah. Dan dengan dzikr itulah, hati kita bisa senantiasa tertaut denganNya.
Dan ketika hati tenang, ga galau, kita bisa fokus dengan solusi. Galau hanya menghabiskan energi, yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal lain yang bermanfaat, misal bantuin saya benerin antena. Lhoh?
Kapan boleh dzikr?
3. Menjauhi Maksiat
Maksiat bisa mengakibatkan kita dihadiahi dosa. Sedangkan perbuatan dosa itu adalah ketika hati kita merasa tidak tenang dan takut perbuatan kita diketahui orang lain.
Dan satu dosa bisa menghadirkan satu noda hitam di hati kita. Masalahnya adalah, makin banyak noda hitam di hati kita, maka akan semakin berat untuk kita menjalankan taat kepada Allah. Taat di sini adalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Bagannya: maksiat – galau - dosa – noda hitam –susah taat – dekat maksiat – galau lagi – dosa – noda hitam – susah taat – dekat maksiat – makin galau lagi. Lingkaran setan banget, kan? Otomatis galau dan akan semakin galau jika kita terus berkubang dalam maksiat.
Menjauhi maksiat itu sangat penting, Sobba dan Sobbi. Bahkan Allah menyuruh kita melakukan perintahNya sesuai dengan kemampuan kita, sedangkan Allah menyuruh kita menjauhi laranganNya TANPA PERTIMBANGAN.
4. Menjauhi ketergantungan terhadap makhluk
Allah itu pencemburu, ia akan marah ketika kita lebih mencintai selainNya, ia akan marah ketika kita menggantung urusan kita kepada selainNya.
Pernah denger kalimat ini? “Allah mboten sare, nduk...” Itu yang sering menjadi nasehat orang2 tua kepada kita. Menegaskan, bahwa Allah tidak tidur. Ia tidak pernah tidur, maka Ia tau semua tanpa kecuali hambaNya yang sedang butuh pertolongan, tapi Ia juga Maha Tau kapan waktu terbaik untuk menolongnya. Ia tidak pernah tidur, maka Ia selalu mendengar doa hambaNya kapan pun hambaNya berdoa, tapi Ia juga Maha Tau kapan waktu terbaik untuk mengabulkan doanya.
Ialah Maha Segala, tapi Ia pun Maha Berkehendak. Mendekatlah, dapatkan cintaNya.. maka Ia akan mejadi tanganmu, kakimu, penolongmu. Ketika sudah Allah yang mendampingi kita, bisakah kita masih galau? Tapi ketika Allah sudah marah kepada kita (gara2 mendua), adakah yang lebih bisa menyembuhkan galau kita?
5. Memperbanyak ibadah
Asik, kan? Harus galau gimana lagi coba? Truss.. gimana caranya agar dicintai Allah?
Pernah juga, “Muuul.. Galau niih.” “Kenape? Emang ada yang belum beres?” “Udah beres semuanya. Aman. Tapi galau aja gitu rasanya.”
Oke, kini paham. Galau juga bisa terjadi, di tengah2 posisi aman dan nyaman. Karena ini masalah hati, yang merajai pikiran. Ketika pikiran berkata, semua beres, semua aman, tapi sebagai bawahan hati, pikiran tidak bisa memerintah “tenang!” terhadap hati. Seringnya begitu.
Ketika galau, kadang kita mencari solusi praktis. Mencari hiburan. Tapi hasilnya sementara. Iyalah, mencari hiburan bukan mengobati galau, tapi sejenak melarikan diri dari galau.
Trus kenapa bisa galau? IMHO, mungkin kita belum atau kurang memenuhi kewajiban terhadap hati kita. Iyeeeh.. kita punya kewajiban ga hanya ama negara, kampus, orang tua, tapi juga terhadap hati kita. Hati.. sebagai raja dari tubuh kita, perlu diperhatikan banget dong... Karena sangat menentukan performa pikiran, sikap, dan tubuh kita secara keseluruhan.
Itu prefacenya. Biar alur pikir saya diketahui ama Sobba-Sobbi.
Lalu apa obat (penyembuh) galau? Vaksin (pencegah) galau? Ya tadi.. menunaikan kewajiban kepada hati kita *assseeekk.. tunai. Jadi inget sesuatu* kewajiban ini dilakukan agar daya tahan hati kita naik, sehingga bisa melawan penyakit galau.
Okeh! Bekicot. Eh.. cekidot.
1. Dzikrullah.
Di saat apa pun, hati butuh tautan, ketika jelas, ketika remang, ketika blur, ketika gelap. Dan tautan paling super adalah tautan kepada Allah. Dan dengan dzikr itulah, hati kita bisa senantiasa tertaut denganNya.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjai tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
Seeeerumit apa pun urusan kita, akan tenang ketika kita mengingat Allah.
Seeeenyebelin apa pun urusan kita, akan tenteram rasanya ketika
mengingat Allah.
Dan ketika hati tenang, ga galau, kita bisa fokus dengan solusi. Galau hanya menghabiskan energi, yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal lain yang bermanfaat, misal bantuin saya benerin antena. Lhoh?
Kapan boleh dzikr?
“Rasulullah berdzikr pada setiap kesempatan” (HR. Muslim)
Berapa banyak boleh dzikr?
“Hai, orang2 yang beriman, berdzikrlah kepada Allah, dzikr sebanyak2nya...” (Al-Ahzab: 41-42)
Bagaimana bacaan dzikr?
Ada dzikr pendek, sepatu, eh seperti : hamdalah, takbir, tasbih, hau*alah, tahlil, istighfar. Selain itu ada yang panjang2, seperti Al-Adzkar yang disusun oleh Imam Nawawi atau Al’Ma’tsurat yang disusun oleh Hasan Al-Banna.
2. Membaca Al-Quran
Ada dzikr pendek, sepatu, eh seperti : hamdalah, takbir, tasbih, hau*alah, tahlil, istighfar. Selain itu ada yang panjang2, seperti Al-Adzkar yang disusun oleh Imam Nawawi atau Al’Ma’tsurat yang disusun oleh Hasan Al-Banna.
2. Membaca Al-Quran
“Sesunguhnya seseorang yang di dalam dadanya tidak ada Al-*uran, maka ia bagaikan rumah hantu.” (HR. Tirmidzi)
IMHO, ya wajar aja kita suka gelisahan atau galauan ketika tidak atau
jarang membaca Al-*uran, ya abisnya.. kaya di rumah hantu. Namanya juga
di rumah hantu, rasanya menyeramkan, mencekam, bingung, gelisah,
galaaaauu... Nah!! So.. keluarlah dari rumah hantu.
Kalo kasusnya gini: “Laaah.. Gue udah sering baca Quran, khatam aja 1 hari sekali. Tapi teteeeep aja ga mempan. Teteeep aja galau. Gimana deh?” *wew cepet amat khatamnya. maksud khatamnya baca al-ikhlas 3x kali, ya.*
Ya, memang tidak dianjurkan khatam *uran kurang dari 3 hari, karena baca *uran pun ada etikanya, agar benar2 berguna bagi hati. Ini dia:
- Membaca dengan bagus dan lancar.
Kalo kasusnya gini: “Laaah.. Gue udah sering baca Quran, khatam aja 1 hari sekali. Tapi teteeeep aja ga mempan. Teteeep aja galau. Gimana deh?” *wew cepet amat khatamnya. maksud khatamnya baca al-ikhlas 3x kali, ya.*
Ya, memang tidak dianjurkan khatam *uran kurang dari 3 hari, karena baca *uran pun ada etikanya, agar benar2 berguna bagi hati. Ini dia:
- Membaca dengan bagus dan lancar.
“Tidak ada yang Allah senangi dalam mendengar sesuatu sebagaimana mendengar Nabi melagukan bacaan Al-*uran” (HR. Bukhari Muslim)
- Membaca dengan pelan atau tartil
“... Dan bacalah Al-*uran dengan tartil (perlahan)” (Al-Muzammil: 4)
- Membaca ta’awudz sebelum baca *uran.
“Apabila kamu membaca Al-*uran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl:98)
3. Menjauhi Maksiat
Maksiat bisa mengakibatkan kita dihadiahi dosa. Sedangkan perbuatan dosa itu adalah ketika hati kita merasa tidak tenang dan takut perbuatan kita diketahui orang lain.
Dan satu dosa bisa menghadirkan satu noda hitam di hati kita. Masalahnya adalah, makin banyak noda hitam di hati kita, maka akan semakin berat untuk kita menjalankan taat kepada Allah. Taat di sini adalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Bagannya: maksiat – galau - dosa – noda hitam –susah taat – dekat maksiat – galau lagi – dosa – noda hitam – susah taat – dekat maksiat – makin galau lagi. Lingkaran setan banget, kan? Otomatis galau dan akan semakin galau jika kita terus berkubang dalam maksiat.
Menjauhi maksiat itu sangat penting, Sobba dan Sobbi. Bahkan Allah menyuruh kita melakukan perintahNya sesuai dengan kemampuan kita, sedangkan Allah menyuruh kita menjauhi laranganNya TANPA PERTIMBANGAN.
“Sesuatu yang aku larang, atas kalian maka jauhilah. Dan sesuatu yang aku perintahkan atas kalian, maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian.” (HR. Muslim)
4. Menjauhi ketergantungan terhadap makhluk
Allah itu pencemburu, ia akan marah ketika kita lebih mencintai selainNya, ia akan marah ketika kita menggantung urusan kita kepada selainNya.
Pernah denger kalimat ini? “Allah mboten sare, nduk...” Itu yang sering menjadi nasehat orang2 tua kepada kita. Menegaskan, bahwa Allah tidak tidur. Ia tidak pernah tidur, maka Ia tau semua tanpa kecuali hambaNya yang sedang butuh pertolongan, tapi Ia juga Maha Tau kapan waktu terbaik untuk menolongnya. Ia tidak pernah tidur, maka Ia selalu mendengar doa hambaNya kapan pun hambaNya berdoa, tapi Ia juga Maha Tau kapan waktu terbaik untuk mengabulkan doanya.
Ialah Maha Segala, tapi Ia pun Maha Berkehendak. Mendekatlah, dapatkan cintaNya.. maka Ia akan mejadi tanganmu, kakimu, penolongmu. Ketika sudah Allah yang mendampingi kita, bisakah kita masih galau? Tapi ketika Allah sudah marah kepada kita (gara2 mendua), adakah yang lebih bisa menyembuhkan galau kita?
5. Memperbanyak ibadah
“Apabila Aku mencintainya, maka Aku mejadi pendengarnya yang digunakannya untuk mendengar, penglihatannya yang digunakannya untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul, dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan. Bila ia memohon kepadaKu, maka Aku pasti memberinya. Dan bila ia memohon perlindungan, maka Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari Muslim)
Asik, kan? Harus galau gimana lagi coba? Truss.. gimana caranya agar dicintai Allah?
“Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya.” (Hadits Qudsi)
Namuun.. seperti wasiat Abu Bakar,
“Sesungguhnya Dia tidak menerima nafilah (sunat) sebelum yang wajib dilaksanakan.”
Tunaikan ibadah wajib, perbanyak ibadah sunnah! Ibadah di sini adalah
ibadah mahdhoh, yaitu ibadah ritual yang telah Allah tetapkan. Kita
sholat, puasa, haji, zakat, seperti yang sudah disyariatkan. Tidak
dibuka lomba kreativitas di aspek ini. Ga kaya lomba lukis, yang paling
nyeni yang akan menang. Udah ada relnya, jika mau selamat, jalanlah di
atas rel itu. *kaya kereta aja*
Sekian pembahasannya. Ketika kita dekat dengan Allah, maka kita akan
tenang. Ketika hati kita tenang, pikiran kita lebih jernih. Ketika
pikiran kita jernih, kita bisa memikirkan solusi. Tidak hanya terjebak
dalam kegalauan.
Wallahu'alam bish showwab. Moga bermanfaat :)
Sumber ilmu: keakhwatan 1 dan oase tarbiyah.
subhanallahu.., bagus artikelx ini.., jd ingat sama satu postingan di voa islam tntn Ayat2 anti galau.., happy blogging *smile
BalasHapuswaaaaa
BalasHapuslengkap ama dalil-dalil nya nih,,
suka banget!!
salam solid yah!!
:D
ini galau versi anak masjid.. :)
BalasHapusassalamualaikum wr wb.. :)
Alhamdulillah...
BalasHapusTapi tulisan random. sama tulisan galau itu beda kan mbak ? hha :D
postingan galaunya dijamin ngilangin galau :), ini melengkapi postingan galau yang pernah saya buat
BalasHapusini keren~
BalasHapussampai ada cuplikan hadistnya, subhanallah
gak bisa komen apa2 nih. cuman bilang " mantapz dech"
BalasHapusartikelnya sangat membangun keimanan kita semua! salut deh! mantap
BalasHapusWah... udah 2012 gini masi galau? nggak lha yau...:D
BalasHapusNe baru mantab, hilangkan galau deh pokonya..
BalasHapusMantap. Makasih mbak
BalasHapusaha!
BalasHapusnice posting mul, suka deh :)
izin share yaa..
anw, orangeumar wasn't orange anymore??hhe... :D
tipsnya bagus bagus :)))
BalasHapusya, berzikir di setiap kesempatan.
BalasHapusterima kasih inspirasinya.
wah mantep banget tu ayat-ayat dan hadits nya... galau memang tidak perlu untuk dipelihara... :)
BalasHapusSudahi galau mu, move on lah ke jalan yang benar
BalasHapussalam solid !
wah, manteb, apik benar tulisannya.... say no for galau!! ^^
BalasHapusadem banget habis baca ini. nice post!
BalasHapussubhanallah, keren mbak tipsnya. saya praktekin ah :D
BalasHapuswww.linuxku.com
Alhamdulillah, terima kasih mulki udah ngingetin ^^
BalasHapusmaturnuwun sudah mampir dan membacanya :)
BalasHapusSubhanallah..
BalasHapusVaksinnya lengkap sekali kakak :D
Mulki, baru nambah umur ya, jadi bijak gini? he he
BalasHapusMulk, Setiap huruf "Q" pada Qur'an kok diganti "*"? ada apa?
BalasHapusBtw, nice article, cara menyampaikan yang menarik, ringan dan gampang dicerna...
berkurang kak nurin usiaku ;)
BalasHapustuts keyboard q-nya rusak, abu haniya ;(
Kalo aku dari kemunculan kata galau sebenarnya udah kurang suka, sehingga kalo ada yang berbicara tentang galau bawaannya nggak enak, kalo ada kata ke 2 atau ke 3 dari galau itu, aku akan milih kata -kata itu. Dan lebih nyaman disebut gelisah maupun bingung :)
BalasHapusAssalamu'alaikum ^^
subhanallah aku jadi malu kalau galau..!! malu sama Allah swt :(
BalasHapusTulisan yg bagus, jadi merasa diingatkan kembali untuk lebih dekat dengan Nya. terima kasih share tulisannya
BalasHapuslagi-lagi tentang galau :)
BalasHapussay no to galau....
BalasHapusnice post Mul, main2 ke rumah hijau yak http://rimaauliaalkhonsa.blogspot.com/2012/06/lagi-galau-ga-lah-yauu.html
assalamu alaikum,
BalasHapuskunjungan pagi jumat ya..
Inspiring...
BalasHapuskalo udah menjalankan semuanya tips di atas
Gak mungkin masih galau deh..:D
galau sebagai power of self ...
BalasHapussalam ^ ^
hahahaha,,
BalasHapusmio galau ny critanya,,
kalo saya ada jga ny
becak galau
wkwkwkw
keren bnget
kapan" mampir ke blog saya ya
kawancreative.blogspot.com
wkwkwkwkwkwk
kak mulkiiiih!
BalasHapussalam gan ...
BalasHapusmenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
mantap tu artikelnya....
BalasHapuslebih dinamis....
cekidot.....
all : semoga bermafaat, bro and bre :D
BalasHapus