Alur Pendaftaran Haji (Plus Sedikit Sharingnya)

Siapa sih seorang muslim yang tidak ingin naik haji? Rasanya, semua muslim berkeinginan melunasi semua rukun islamnya sebelum ia menutup usia. Tapi masalahnya, manusia mana yang tau jatah umurnya di dunia? Maka jawabannya adalah yuk bersegera..

Berhaji bukanlah milik orang yang sudah berumur, tapi ia milik orang yang Allah mampukan. Walau kebanyakan, orang yang sudah berumurlah yang sepertinya sudah mampu berhaji. Tapi anggapan seperti itu so last day, kawan. Yang sekarang ngehits adalah para muslim sudah melakukan usaha2 agar Allah takdirkan mereka mampu berhaji ; SEDARI MUDA. Yuk, kita serius berusaha dan berdoa agar Allah mampukan. Laa haula walaa quwwata illa billah.

Banyak jalan menuju Roma, apalagi menuju Mekkah. Tidak2, kali ini saya tidak akan mengajak kalian untuk backpackeran dalam berhaji. Walau itu pun mungkin bisa menjadi salah satu jalan. Hehe. Di postingan ini, saya ingin cerita tentang alur saya dan paksuami mendaftar haji di Indonesia.Tapi ada spik2nya dulu sebelum itu. Gapapa, yak? Hehe

Setelah menikah, keinginan BERHAJI BERSAMA di usia muda sudah menjadi cita2 kami. Apalagi dengar2 antrian haji di Indonesia sudah panjang sekali. Waduh, ga bisa ntar2an nih! Doa tiada henti kami lantunkan, “Sampaikan kami ke Baitullah, Ya Allah. Pantaskan kami. Mampukan kami… “

Ya, kami percaya doa benar2 menjadi sumber kekuatan kami, pemuda muslim dengan “kemampuan” pada umumnya. Mengerti kan kenapa saya kasih tanda petik di situ? Karena kami benar2… anak muda biasa. Hihihi. Punya apa sih di usia segini? Kami bukan anak juragan, kami bukan pemenang x-factor, kami bukan pemuda yang bisa jadi fashion and gadget follower, kami bukan… (bisa diisi sendiri). Lalu bisa daftar haji di usia muda? Adakah jalan?

Faktanya adalah untuk bisa daftar haji dan dapat nomor porsi, kita butuh uang 25juta rupiah. Nominal yang banyak bagi kami dan anak muda biasa lainnya. Tapi, yuk dapatkan!

1. Nabung haji.
Buka saja rekening di sebuah bank, lalu azzamkan berapa rupiah per bulan yang BISA kita alokasikan di situ. Prinsipnya adalah ga boleh mencederai kewajiban yang lebih dasar loh, ya. Karena haji itu hanya bagi orang yang mampu. Jadi, kalau memang belum ada uang yang kiranya longgar, tidak usah terlalu dipaksakan. Yang penting, tidak lepas berdoa dan berusaha.  

Nah… bagi yang single tapi sudah berincome, atau tipe family yang double income tapi masih no kid or one kid, mungkin masih ada uang longgarnya kali, ya. Nah.. ayuk, tabungkan. Kalo dirasa, “Kok ga ada ya? Apa ada, ya? Ga tau deh.” Kalo kaya gitu, monggo diutak-atik lagi menejemennya, siapa tau ada yang bisa dipenyet, trus muncullah receh demi receh modal haji. Hihi.  

Kalo sudah ketemu receh2nya, usahakan nabungnya (tabungan haji atau tabungan apa pun) disetor di awal periode gajian. Jadi minimal ancaman dari pengeluaran tidak terduga di tengah dan akhir bulan. Hehe. Okeh, kuncinya apa? SEGERA MULAI, lalu nikmati setorannya, ikhlas, sabar… Ntar juga kekumpul.

Saya dan paksuami buka rekeningnya di Muamalat. Caranya standard, ngisi formulir, bawa KTP, bawa NPWP, dan setoran awalnya 250ribu. Setoran selanjutnya minimal 50ribu kalo ga salah.  

Ohya, nabung haji ini modelannya nabung yang ga bisa ditarik2 gitu. Jadi jangan harap dapet kartu ATM yaa. Trus kalo di tengah jalan gamau nabung haji lagi gimana? Tutup aja rekeningnya, uang akan kembali.

2. Hibah
Kita ga pernah tau bakal ada apa ga jalan ke Mekkah lewat jalur ajaib ini. Tapi who knows? Hehe. Just be kind to everyone.  

3. Pinjaman
Emang boleh pergi haji pake pinjaman? Kalo minjem kan berarti ga mampu? Hayoo… Hm,  tema ini sudah banyak dibahas oleh para ulama. Kalo yang saya tangkap, banyak ulama memperbolehkan pinjaman sebagai pembuka jalan ke Mekkah, asal menurut dugaan kuat ia akan mampu melunasinya. Tapi jika secara dugaan kuat berkata sebaliknya, ia termasuk golongan tidak wajib haji. Lebih lengkapnya, monggo baca sendiri, yaa.  

Oke… bagi yang tabungan atau ketersediaan uangnya sudah mencapai 25 juta rupiah, ini alur pendaftaran hajinya. In syaa Allah gres!

1. Setor 25 juta ke Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH)
Bank yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai BPS BPIH per 1 Januari 2014 adalah Bank Muamalat, BSM, BRI syariah, BNI syariah, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, BTN, Bank Permata, CIMB Niaga, Bank Sumut, Bank DKI, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank Kepri, Bank SumselBalbel, Bank Nagari, dan Bank Aceh.  

Silakan pilih mau lewat bank mana, bebas. Enaknya sih, misalnya mau daftar lewat Muamalat, nabung hajinya juga di Muamalat. Jadi ga usah ada proses pindah2 gitu. Nah… nanti oleh bank tersebut akan diprintkan di buku tabungan haji kita kalo saldo yang kita punya sudah 25juta. Kalo pengalaman di Muamalat sih harus 25.250ribu. 250ribu sebagai saldo endapan.  

2. Bikin SPPH di Kantor Kementrian Agama Kabupaten/ Kota sesuai domisili
Karena domisili saya dan paksuami termasuk wilayah Tangerang Selatan, maka kami harus ke Kantor Kemenag Tangsel pula. Dimanakah itu? Sementara ini, berada di salah satu gedung MAN IC. Masuk aja ke komplek IC, tanya sama satpamnya, nanti in syaa Allah dikasih tau kita harus kemana.  

Bawa apa aja ke kantor ini? Bawa FC buku tabungan yang sudah ada print-an 25jutanya dan FC KTP. Udah, tok til. Pengalaman kami sih itu doang. Nanti kita akan diberi formulir Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH), kita diminta ngisi selengkap2nya. Isinya data diri kaya nama lengkap, alamat, TTL, dll dan deskripsi diri kaya alis, bentuk wajah, rambut, hidung, BB, dan TB.   Selain itu, kalo sesuai pengalaman saya, kita bakal difoto. Pas foto, dengan latar berwarna putih. Jadi, pakai baju dan jilbab terbaikmu! Karena pas foto inilah yang akan terus dipakai sampai kita berangkat haji nanti. Pas foto ini nanti akan dicetak 3x4 40 lembar dan 4x6 10 lembar. Kita tinggal senyum, cklik!, foto tercetak 50 lembar, dan bayar 90ribu.  

Naah… setelah petugasnya selesai mengetik SPPH dan mencetak foto kita, kita akan dibekali sebuah map. Warna mapnya shocking pink, what a cute and cool color! Map ini tidak kosong, tapi berisi 3 lembar asli SPPH + 4 lembar pas foto kita. Pesan dari petugasnya : tunjukkan map ini ke BPS BPIH, lalu pastikan 4 foto ini tertempel dan tercap di BPIH yang akan mereka buat.  

3. Mendapat Bukti Setoran Awal BPIH
Kami kembali ke BPS BPIH kami, Bank Muamalat. Kalo untuk wilayah Tangerang Selatan, monggo ke Bank Muamalat cabang BSD untuk mengurus tahap ini. Alamatnya di di komplek ruko BSD Plaza. Ga jauh dari booth Muamalatnya, ada tukang es podeng enak, loh. #OOT Kalo kalian kepanasan gara2 bolak-balik, bisa tuh nyeger2in tenggorokan dulu di situ. Hehe.  

Nah, di bank ini, kami tunjukkan map pink SPPH dan buku tabungan ke CS setempat. Nanti mereka akan meminta kita untuk nunggu di bank hall, sementara mereka mendebet 25juta kita ke rekening Mentri Agama q.s. Setelah berhasil mendebet, si CS akan mendaftarkan kita dengan metode Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dan memberikan kita nomor porsi. Nomor porsi itulah nomor antrian kita. Hehe…  

Apa saja yang akan kita dapatkan dari proses ini? Bukti setoran awal BPIH yang sudah tertulis nomor porsi (warna putih, merah, biru, kuning) dan buku tabungan yang sudah tidak ada 25jutanya. Melihat BPIH terasa senang, melihat buku tabungan terasa sedih. Hehe.  

4. Kembali ke Kementrian Agama Kabupaten/ Kota sesuai domisili.
Kembali lagi ke kantor Kemenag. Bawa apa aja? FC KTP (10 lembar), pas foto yang tadi itu loh – latar putih (3x4 40 lembar, 4x6 10 lembar), SPPH asli (1lembar), BPIH asli (lembar kuning, merah, biru). Semua diserahkan ke petugasnya. Tapi proses yang ini boleh diwakilkan kok, ga harus kita sendiri yang menyerahkan.  

Nanti akan dikasih tau estimasi keberangkatan kita kapan. Ini estimasi, loh! Kalo kami sih dibilang 13 tahun lagi (2027). Mheheheheee… kenapa antriannya panjang banget? Ini berkaitan dengan renovasi tempat thawaf dan sa’i di Mekkah sana. Jadi ada kebijakan dari pemerintah Saudi untuk memotong kuota haji negara2 lain sebesar 20%, sedangkan untuk Saudi sendiri dipotong 50%. Estimasi waktu selesai renovasinya in syaa Allah tahun 2015. Jadi diharapkan mulai tahun 2016, kuota haji sudah dikembalikan seperti semula, bahkan semoga bisa ditingkatkan. Aamiin. Jadi bisa maju, maju, dan majuuu… Hehe.  

Sampaikan kami, Ya Allah. Sempatkan... Layakkan… Ridhoi niat kami, Ya Allah. Kami telah begitu rindu…  

5. Nabung lagiii.
Berhubung 25 juta itu cuma biaya daftar, buat cuma dapet nomor antrian doang, maka kami harus menabung lagi. Mungkin masih butuh 10-15 juta/orang lagi deh buat lunasin biaya berangkatnya. Emang belum ada harga fiksnya, ya? Iya, belum. Biasanya sih harga fiks naik haji akan diumumkan di bulan Ramadhan tahun keberangkatannya. Makanya, biar ga berasa dadakan, kami harus nabung lagi per bulannya sedari sekarang. Siapa tahu 3-5 tahun lagi (ngarrreeep), tetiba ada telpon dari Muamalat, dan bertanya “Ibu dan Bapak sudah bisa berangkat tahun ini. Kuota Indonesia ditingkatkan. Bagaimana, Bu Pak? Siap?” Masyaa Allaaaah… Mampukan kami… Sempatkan kami, Ya Allah. Laa haula walaa quwwata illa billah…

Ayuk, semangat, kawan!