Mendengar

Sebenernya masih ada tanggungan menggambar pharynx dan cavum nasi untuk laporan anatomi nih, tapi break dulu ah :) main sama mister black lappy dulu, semoga jadi lebih fresh, lantas jadi bisa gambar dengan sangat indah nan eksotis, mengalahkan fenomena yang dihadirkan Leonardo Da Vinci dengan Senyum Monalisanya. Hyaalah.. ngehayal aneh malem2. Kejadian sebenarnya adalah desperate menggambar mode : on. Heheh :)

Kali ini mau berbagi apa, ya… yang lagi saya rasain banget-banget yaitu, The Power of Listening. Terdengar simple, simple banget malah. Tapi ngaku deh, ga semua orang bisa atau mau mendengarkan, kan? Termasuk diri kitakah? Kalau saja ternyata jawabannya iya, suwer deh, kita dalam kondisi merugi.
Kok bisa? Jelas2 kalau bicara itu mengesankan lebih hebat, apalagi kalau berhasil mempengaruhi lawan bicaranya sehingga sepakat dengan apa yang kita bicarakan. Hm, yaa.. bicara juga penting kok. Berbicara dan berbagai seninya pun bermanfaat banget buat hidup kita. Tapi yang ingin saya share di sini adalah ayo kita jadikan diri kita pendengar yang baik pula. Banyak banget gunanya!

Siapa saja orang2 yang mesti bisa dan mau ”mendengar”? Semua!
Seorang anak atas nasehat hidup bapak ibu dan gurunya,
seorang istri atas curahan bahagia juga penat perjuangan suaminya,
seorang ibu atas cerita seharian putra-putrinya,
seorang dokter atas keluhan sakit pasiennya,
seorang akhwat atas share emosi sahabatnya,
seorang mutarobbi atas transfer dan ilustrasi ilmu murobbinya,
seorang murobbi atas pikiran2 outstanding mutarobbinya,
seorang guru,
seorang tukang parkir,
seorang artis,
semua,
bahkan seorang panglima perang pun mesti bisa dan mau mendengar.
Ya, seorang pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang mau mendengar. Lebih langka pemimpin yang mau mendengar daripada mau berbicara. Kalau kita termasuk yang mau mendengar, maka berbahagialah! Kita termasuk yang sedikit itu.

Dengan mendengar, kita punya pengalaman tanpa kita mengalaminya langsung.
Dengan mendengar, kita punya kesempatan berfikir lebih lama, lebih jeli.
Dengan mendengar, kita dapatkan lagi inspirasi, mengetahui bagaimana cara pandang orang.
Dengan mendengar, kita berkesempatan kembali kikis sikap egois dan self-centered kita.
Dengan mendengar, kita sudah memberikan ruang ekspresi untuk lawan bicara kita, setidaknya sudah kita beri satu solusi kepadanya, tanpa mesti membuka mulut untuk mengatakan sepatah kata.
Dengan mendengar, kita berhasil menghargai orang dengan sebaik2nya.
Dengan mendengar, kita sudah menunaikan hak ukhuwah.
LUAR BIASA!

Yang jelas, dengan mendengar, kita akan mengetahui ada masalah apa, secara utuh. Selanjutnya akan ada simpati, akan ada saraf2 otak yang mencoba menalar, akan ada gagasan2 utuh yang menjawab, setidaknya kita telah mencoba memahami akar masalah yang sebenarnya terjadi secara utuh. Saya sengaja untuk mengulang kata utuh berkali2 (maaf jika jadi ga enak dibaca, heheh), karena memang di situ pula point saya. Dengar. Utuh.

Dengan mendengar, kita dapatkan plusplus. Sesuatu yang belum sadar kita butuhkan, tapi ternyata telah kita dapatkan. Luar biasa, bukan?

Cobalah untuk setia... eh, salah! Kok malah lagunya KD. Cobalah untuk mendengar...
Keep inspiring, keep outstanding!

-MR-
Medical Faculty of Sebelas Maret University.
~Maaf, saya terus2an lebih banyak bicara (bahkan terlalu), self centered, ya? Tapi yakinlah, saya pun ingin mendengar. So please, cobalah untuk lebih banyak bicara. Loh? Kok jadi kebalikan dari isi yang di atas, ya? Heheh. Ini, untukmu.

Komentar

  1. *diam*

    *sambil mendengarkan tulisan di atas, nah lho* :)

    BalasHapus
  2. @kak tyo: haha...^^ ada2 aja kak tyo mah.. :))

    -mulki-

    BalasHapus
  3. :)

    oya, alamat rss(feed) blog sy smntara g bs di akses, berubah ke ini:

    http://jendalsepit.web.id/?feed=rss2

    jzk

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum... blognya bagus deh... ana numpang coment aja kok

    BalasHapus
  5. Bagus sekali mbak artikelnya.
    Benar-benar mencerahkan. Salam hormat.

    BalasHapus
  6. selamat ... blogger dakwah tak kenal lelah, silahkan kunjungi 'rumah' baru kami. syukron

    BalasHapus
  7. @kak tyo: masih ga bisa juga, kak?
    @pri crimbun: jazakallah...^^
    @refa: blog sufi refa juga. beratt2 euyy :)
    @ust. hatta: okay :) keep smgt, ustadz... hehe.

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran

Mengelola Keuangan Keluarga #3 : Pembagian Porsi, Tunjangan Dadakan, Tabungan Cair

Resume Buku Personality Plus