Menanti Berlian


Mimpi itu hadir lagi. Dalam mimpi itu, tersungging sebuah senyum dengan genangan bening di mata laki2 yang sangat saya cintai, suami yang selalu saya banggakan tiap detailnya. Namun bedanya, kali ini sepertinya beliau yang sedang bangga kepada saya. Pengen pake banget ga sih dikaya gituin? Nyes. Dalam mimpi saja terasa adem di hati, apalagi jika saya dapati dalam kenyataan. Masya Allah. Yup betul, mimpi tentang berakhirnya sebuah penantian akan hadirnya berlian hati kami.

Allah Mahabaik. Terima kasih telah menakdirkan masa hidup Nabi Ibrahim, Bapak Imran, dan Nabi Zakaria lebih dulu dari masa hidup saya. Sehingga kisah mereka bisa menjadi pelajaran terbaik  buat saya dan para penanti lainnya. Mereka yang selalu berlaku taat selama penantian. Dan mereka yang mengimani secara murni bahwa sabar itu selalu berujung manis. Manis, karena akhirnya kesabaran dalam ketaatan mereka dan ketaatan dalam kesabaran mereka berbuah keturunan yang sangat berkualitas, walau harus melalui penantian yang tidak sebentar. Allah memang selalu adil.


“Kapan punya anak?” Pertanyaan yang sering dan sangat wajar tertuju kepada saya dari teman2, dari keluarga, dari semua orang yang tau saya tidak gagu dan tuli, sehingga mungkin mereka pikir saya akan dengan mudahnya menjawab pertanyaan mereka. Saya tidak muak ditanya seperti itu terus. Sungguh. Bagaimana bisa saya muak dengan rasa sayang dan peduli orang2 terhadap saya? Terima kasih. Senantiasalah bertanya, agar mudah bagi saya mengingat ketegaran Sarah istri Ibrahim dan move on-nya Aisyah istri Muhammad.

Dulu saya sering menjawab, “Allah belum percaya kayanya sama gue. Masih begajulan begini.” Atau “Mbak Aisynya masih seneng ngumpet kayanya, gamau nemenin bundanya mondar-mandir ngoass di rumah sakit.” Tapi oh ow, di atas sajadah suatu hari, saya menemukan jawaban yang lebih sederhana, namun sepertinya lebih baik, “Insya Allah, sebentar lagi. Doain, ye.” Bukankah Allah itu sesuai dengan prasangka hambaNya?”

Di atas sajadah suatu hari pula tercecap, “Ketika kita sulit mendapatkan suatu hal, sesungguhnya kita sedang dipermudah untuk mendapatkan yang lain” Yup, terinspirasi dari alam nasyroh. Tidak perlu saya eja satu-satu maksud dan contoh dari kalimat tersebut. Sangat jelas dan terang. Untuk konteks penantian kami pun benderang. So, memang tidak ada alasan untuk mengotori penantian ini dengan berburuk sangka kepadaNya. Karena sejatinya, Allah itu tidak pernah berhenti memberikan nikmat kepada kita. Kenapa mesti kita tidak bersyukur, kenapa mesti kita menggugat hanya karena sebuah alasan? Ikhtiar terus dan terus ikhtiar :)

Sederhana saja harapan kami, semoga ridho Allah senantiasa ada di dalam masa penantian ini. Baik jika penantian kami sebentar lagi, atau masih lama ujungnya, atau bahkan akan menjadi penantian yang selamanya, semoga ridho Allah selalu ada dalam keluarga kami. Karena memang ridho Allah selalu dan selamanya menjadi yang utama bagi kami.

Jika Allah beri kesempatan kami bertemu dengan berlian hati kami di dunia, semoga mereka bukan termasuk yang disebutkan sebagai generasi yang lemah, melainkan menjadi anak sholeh-sholehah yang akan bergabung dan menguatkan barisan penegak kalimat Allah di muka bumi dan membuat kami semakin dekat denganNya. 

Namun jika ternyata Allah tidak menetapkan mereka untuk kami di dunia, semoga Ia mempertemukan kami dengan mereka di syurga nanti, karena kami telah begitu rindu. Dan jika harus tidak ada doa dari anak sholeh-sholehah untuk kami sebagai amal jariyah yang terus mengalir, semoga Allah berkenan menerima harta yang kami waqafkan, juga ilmu2 yang kami sampaikan.

Ohya, ketika ada rekan kerabat sanak saudara handai taulan yang bertanya, “Bagaimana kabar keluarga kecilmu?” Sebenarnya saya selalu membatin, “Siapa bilang keluarga kecil sih? Keluarga kami besar kok. Selain ada suami dan saya, anggota keluarga kami lainnya adalah bahagia, semangat, sabar, ikhlas, dan pantang menyerah.” Ramai, bukan? :)


#Untuk suamiku dan para suami lainnya yang selalu berhasil membuat istrinya tetap merasa berharga di dalam masa penantian. Great job! Hihi. Ikhtiar terus dan terus ikhtiar.

Komentar

  1. “Siapa bilang keluarga kecil sih? Keluarga kami besar kok. Selain ada suami dan saya, anggota keluarga kami lainnya adalah bahagia, semangat, sabar, ikhlas, dan pantang menyerah.”
    mbak Mulkiiii, kalimatnya super sekaliiii :))))

    BalasHapus
  2. Akhirnya muncul lagi Mbak Mulki.......

    BalasHapus
  3. aku suka sama kata-kata yang ini :
    “Ketika kita sulit mendapatkan suatu hal, sesungguhnya kita sedang dipermudah untuk mendapatkan yang lain”

    Semoga berliannya segera hadir ya, mbak.. aamiin
    semangat terus ^^

    BalasHapus
  4. masyaAllah mbak mulki...kagum banget deh, semoga Allah memudahkan dalam penantiannya. :)
    insyaAllah dikaruniani berlian cantik nan sholeh. :)

    BalasHapus
  5. “Ketika kita sulit mendapatkan suatu hal, sesungguhnya kita sedang dipermudah untuk mendapatkan yang lain” say suka kalimat ini. akan saya catat dalam diari saya sebagai catatan dari seorang blogger yang sangat sabar. salam...(follow my blog juga ya?) makasih...

    BalasHapus
  6. kamu sukses membuatku menangis, dan hanya orang yang merasakan hal yang sama lah yang dapat menangis membaca postingan ini

    BalasHapus
  7. seperti jawabanku ketika ditanya : kapan menikah? insya Allah segera :) *pertanyaan yg sudah teramat sering dan kuanggap bentuk kepedulian yg setiap yg nanya hihi...

    Allahumma yassir wa laa tu'assir.. semoga senantiasa dimudahkan dan diberkahi Allah :))

    BalasHapus
  8. semangat y mbak..
    insy allah, berlian kecil akan hadir :)

    BalasHapus
  9. “Ketika kita sulit mendapatkan suatu hal, sesungguhnya kita sedang dipermudah untuk mendapatkan yang lain”
    *paling mak jleb, hehe*

    Man shabara zhafira.. :)

    BalasHapus
  10. nah, kan.. kata2 bijak yang mantap seperti ini pun adalah salah satu maksud baik dari rencana Allah... :-)

    semangat!

    BalasHapus
  11. suka cara mbak mulki 'memandang' sesuatu ...
    keep positive ..
    Allah sesuai prasangka kita :)

    BalasHapus
  12. Bismillah...
    ikhtiar-ikhtiar cinta,
    berprasangka terbaik... :)

    BalasHapus
  13. Assalamu'alaykum, salam kenal Mbak Mulki :)

    Blognya inspiring, suka deh...

    Dan tentang menanti berlian ini, saya juga dalam penantian yang sama.
    Cuman satu aja, takdir Allah, pasti selalu yang terbaik.
    Selamat menikmati masa-masa penantian :)

    BalasHapus
  14. aku nyimak juga, masya Allah mulki aku jarng kemari.... kamu luar biasa bikin aku terharu. setidaknya banyak pelajaran dri kisah nabi yg dipetik di hidupmu dgn keluargamu.


    yup, mennti berlian dalam naungan terindah, bersabar n ikhtiar

    BalasHapus
  15. Di doakan semoga segera di amanahi berlian oleh Alloh. Alloh pasti lebih tahu waktu yang paling tepat. Semangaat and salam kenal ya :)

    BalasHapus
  16. Semoga Aisy, Haqi, (dan yg selanjut2nya) segera Allah hadirkan dalam keluarga besar kita ya Bund...

    Tidak ada alasan untuk kita tidak bersyukur,, ^^

    BalasHapus
  17. Semoga segera hadir berlian itu, berlian yang selalu memancarkan kebaikan di setiap tempat dan zaman..
    untuk naik kelas, murid2 harus melalui ujian. :-)

    BalasHapus
  18. Mulkiii, semoga berliannya melebihi intan yaaa. Awesome tulisannya :)

    BalasHapus
  19. Aamiin Yaa Rabbal 'alamiin. Terima kasih teman2 atas doa dan transfer semangatnya. Lop yu pul!! Hihi.

    BalasHapus
  20. Semoga menjadi keluarga sakinah, wawadah warohmah.. ^^

    dan ikhtiarnya.. hehe

    BalasHapus
  21. Subhanallah... Penantian yang luar biasa, semangat selalu mbak, semoga yang dinanti segera hadir.. :)

    BalasHapus
  22. Subhanallah...
    terharu membaca postingan ini ukhti..
    kita mempunyai nasib yang sama.
    sama-sama menanti hadirnya berlian.
    InsyaAllah secepatnya berlian itu akan hadir.
    Aamiin!!

    BalasHapus
  23. Luar biasa...
    orang-orang yang setelah menikah langsung mendapatkan berlian dari Allah, belum tentu memiliki ketegaran dan kesabaran yang sama dengan dikau dek...
    Allah Maha Tahu apa yang seharusnya terjadi pada kita. hanya sudut pandang kita yang bisa menjadikan kita berprasangka positif atau negatif terhadap setiap ketentuan Allah... kangen dengan segala obrolanmu dek^^

    BalasHapus
  24. kesabaran dalam ketaatan & ketaatan dalam kesabaran

    mbak mukti sosok istri yang inspiring..
    good job!

    BalasHapus
  25. mimpi yang akan menjadi kenyataan juga mba. insya allah :D

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Personality Plus

Lagi Galau?

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran