Catatan Samudera : Sabar
Wajar saja ketika setelah menikah dengannya, kita menemukan
semakin banyak kekurangannya. Sudah bukan pekerja keras, sangat sulit pula mengajaknya
mengaji. Sudah enggan membantu mengurus rumah, tapi sering tidak pengertian
menuntut rumah selalu rapi. Sudah jarang bicara sayang, malah semakin hari semakin sering protes;
entah rasa masakan, atau kok anak sakit2an, atau kok kita tidak punya tabungan. Sudah... Tidak usah merasa tertipu atau terjebak.
Di kala kita merasa ia sudah keterlaluan, tetap bersabarlah.
Selama masih ada harapan untuk masuk surga bersama, selama kata pisah
tidak mudah terlontar dari lisannya, selama ia tidak menganiaya kita secara fisik dan kata, maka bertahanlah.. Bersabarlah. Tapi jangan salah artikan sabar adalah pasrah dan tidak melakukan apa2. Sabar adalah tetap berusaha sebaik2nya dalam kebaikan. Sabar adalah menerima hasilNya walau tidak sesuai harapan.
Lakukan sebaik-baik peran kita; menasehati dalam sabar, buatlah ia senang, merasa dihormati-dihargai, walau sampai akhir kita tidak mendapatkan apapun,
kecuali ridhonya. Kita tidak pernah tau, bisa saja yang membuat Allah terketuk
bukanlah shalat kita, sedekah kita, atau puasa kita, tapi bisa jadi justru air
mata yang menyertai doa sungguh2 kita memohon segala kebaikan untuknya,
bisa jadi segala kesabaran kita dalam upaya menjemput ridhonya, dan bisa jadi pengorbanan
yang kita ikhlaskan demi bahagianya di atas bahagia kita.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...