Laknat Allah
Sungguh, bukan karena berzina, membunuh, mencuri, memakan riba, dan melakukan keburukan lainnya Iblis mendapat laknat dari Allah SWT. Iblis mendapat laknat bukan pula karena ia mengingkari Allah sebagai Pencipta. Atau bukan pula karena ia mengingkari keberadaan surga dan neraka. Ia dilaknat Allah karena tidak patuh terhadap perintah untuk sujud kepada Adam AS. Dan hal ini dilakukannya bukan tanpa alasan.
Ia mengajukan alasan pada Allah atas keberatannya tersebut, yaitu ia diciptakan dari api, sedangkan Adam AS dari tanah, apakah pantas ia untuk sujud kepada Adam AS? Iblis membuat parameter sendiri dalam apa yang mesti dilakukan atau yang mesti ditinggalkan. Sombong total!
Ia mengajukan alasan pada Allah atas keberatannya tersebut, yaitu ia diciptakan dari api, sedangkan Adam AS dari tanah, apakah pantas ia untuk sujud kepada Adam AS? Iblis membuat parameter sendiri dalam apa yang mesti dilakukan atau yang mesti ditinggalkan. Sombong total!
Kisah yang diabadikan di Al Quran ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita, betapa kesombongan menjadi penyebab celaka. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya terdapat seberat dzarah kesombongan.”
Kesombongan sekecil apapun itu, sudah cukup bagi Allah SWT untuk memasukkan kita kekal di nerakaNya, tidak pernah masuk surga. Demikian berbahayanya sikap sombong. Karena itu, kita harus benar-benar menghindarinya. Memahami batasan sombong adalah keharusan bagi kita.
Kawan, patutlah kita waspada, terhadap semua yang kita lakukan, ucapkan, bahkan pikirkan. Apakah komponen kesombongan itu ada pada diri kita? Jika ada, segeralah musnahkan dan bertaubat, kawan. Jatuhnya laknat Allah kepada Iblis adalah karena kesombongannya. Padahal kita sama2 tau, yang berhak memakai jubah besar ”kesombongan” hanyalah Allah SWT; Rabb kita, Illah kita, Penguasa kita.
Kita, manusia, diberi anugerah oleh Allah sebuah akal yang luar biasa, yang menjadi keistimewaan kita dibanding makhluk2Nya yang lain. Optimalkanlah ia, manfaatkanlah semanfaat-manfaatnya. Namun hati2lah, jangan sampai anugerah ini menjadi boomerang telak bagi diri kita atas hadirnya laknat Allah. Hati2lah dalam berlogika, hati2lah dalam berpikir. Jika mengobati memang selalu lebih sulit, maka jauhilah keadaan patologis sombong. Jauhi faktor pencetusnya, faktor predisposisinya, bahkan faktor risikonya.
Pantaskah kita sombong hanya dengan label mahasiswa FK, padahal kita tau ada Allah Yang Mengetahui segala yang terjadi di seluruh dunia ini, bahkan Allah tau keberadaan semut kecil nan hitam di ruangan gelap sekali pun.
Pantaskah kita sombong hanya dengan keahlian kita dalam membuat program yang nantinya kita anggap bisa menjadi pesaing berat facebook, padahal kita tau ada Allah yang memiliki kemampuan dalam membuat program dalam diri manusia secara sempurna tentang impuls, neurotransmitter, dan aksi.
Pantaskah kita sombong hanya dengan memiliki 3 pabrik cokelat, 4 pertambangan, dan 5 hotel, sehingga kita merasa sudah memberi kesejahteraan kepada orang2 yang bekerja di situ, padahal kita tau ada Allah Sang Maha Berkehendak atas turunnya hujan dan rezeki2Nya yang luas.
Hati-hati, kawan. Tipu daya iblis itu lembut begitu melenakan, begitu halus tak terasa akan adanya, tapi begitu tajam menyayat jati diri sebagai hamba. Yuk, kita persering istighfar dan taubat, atas segala kesalahan yang kita sadari, atau tidak kita sadari. Atas kesombongan yang kita sadari, atau tidak kita sadari.
Sekali lagi, sombong = laknat Allah.
Kesombongan sekecil apapun itu, sudah cukup bagi Allah SWT untuk memasukkan kita kekal di nerakaNya, tidak pernah masuk surga. Demikian berbahayanya sikap sombong. Karena itu, kita harus benar-benar menghindarinya. Memahami batasan sombong adalah keharusan bagi kita.
Kawan, patutlah kita waspada, terhadap semua yang kita lakukan, ucapkan, bahkan pikirkan. Apakah komponen kesombongan itu ada pada diri kita? Jika ada, segeralah musnahkan dan bertaubat, kawan. Jatuhnya laknat Allah kepada Iblis adalah karena kesombongannya. Padahal kita sama2 tau, yang berhak memakai jubah besar ”kesombongan” hanyalah Allah SWT; Rabb kita, Illah kita, Penguasa kita.
Kita, manusia, diberi anugerah oleh Allah sebuah akal yang luar biasa, yang menjadi keistimewaan kita dibanding makhluk2Nya yang lain. Optimalkanlah ia, manfaatkanlah semanfaat-manfaatnya. Namun hati2lah, jangan sampai anugerah ini menjadi boomerang telak bagi diri kita atas hadirnya laknat Allah. Hati2lah dalam berlogika, hati2lah dalam berpikir. Jika mengobati memang selalu lebih sulit, maka jauhilah keadaan patologis sombong. Jauhi faktor pencetusnya, faktor predisposisinya, bahkan faktor risikonya.
Pantaskah kita sombong hanya dengan label mahasiswa FK, padahal kita tau ada Allah Yang Mengetahui segala yang terjadi di seluruh dunia ini, bahkan Allah tau keberadaan semut kecil nan hitam di ruangan gelap sekali pun.
Pantaskah kita sombong hanya dengan keahlian kita dalam membuat program yang nantinya kita anggap bisa menjadi pesaing berat facebook, padahal kita tau ada Allah yang memiliki kemampuan dalam membuat program dalam diri manusia secara sempurna tentang impuls, neurotransmitter, dan aksi.
Pantaskah kita sombong hanya dengan memiliki 3 pabrik cokelat, 4 pertambangan, dan 5 hotel, sehingga kita merasa sudah memberi kesejahteraan kepada orang2 yang bekerja di situ, padahal kita tau ada Allah Sang Maha Berkehendak atas turunnya hujan dan rezeki2Nya yang luas.
Hati-hati, kawan. Tipu daya iblis itu lembut begitu melenakan, begitu halus tak terasa akan adanya, tapi begitu tajam menyayat jati diri sebagai hamba. Yuk, kita persering istighfar dan taubat, atas segala kesalahan yang kita sadari, atau tidak kita sadari. Atas kesombongan yang kita sadari, atau tidak kita sadari.
Sekali lagi, sombong = laknat Allah.
Syukran ya. Saya juga ada link dengan tema serupa:
BalasHapushttp://rafif87.multiply.com/journal/item/543/Batas_Surga_dan_Neraka
kesombongan hadir bisa kapan saja ... saat mendapat nikmat, saat mendapat pujian, bahkan saat selesai mengerjakan sebuah amanah. semoga kita terjaga.
BalasHapusbtw, untuk comment di blogspot bisa lebih simple kok. di sini kok belum dibuat ya. lihat di blog tutorial ada
@nis: sama2 :) bagus euy blog yang kamu kasih. mulki udah cek :)
BalasHapus@ust hatta: iya nih, tadz. saya kesulitan nampilin box komen. nanti saya coba lagi deh. makasih, tadz. hehe
subhanallah^^
BalasHapusboleh saya co-pas..dan saya tuliskan sumbernya?
ciri2 kesombongan itu ada 2:
BalasHapus- menolak kebenaran
- merendahkan orang lain
(Al Hadith)
trm kasih nasihatnya.
@cerita taman langit owner: silakan :) hihi.
BalasHapus@kak tyo: makasih, kaak :)