Ular, Bukan Naga
Ada seorang anak yang sangat pandai melukis, pada suatu hari di sekolahnya diadakan pertandingan melukis, anak ini ikut dalam pertandingan tersebut karena tergiur oleh hadiahnya.
Pada pertandingan itu, semua peserta ditugaskan melukis seekor ular, dengan kriteria penilaian lukisan harus semirip mungkin dengan ular dan secepat mungkin menyelesaikan lukisan.
Maka pada hari pertandingan, si anak itu sudah hadir di lapangan pertandingan, siap dengan semua alat lukis nya.
Ketika aba2 diberikan, semua peserta serentak mulai melukis. Tak lama kemudian si anak itu selesai melukis seekor ular yang sangat mirip, begitu hidup lukisannya.
Si anak kemudian mendongakan kepalanya, dilihatnya semua peserta lain belum menyelesaikan tugas mereka, maka si anak kemudian menambahkan empat buah kaki di ular lukisannya, sehingga ularnya semakin garang, ditambahkannya tanduk di atas kepala ular, diberinya lidah api menyembur keluar dari mulut ular tersebut.
Ketika si anak menyerahkan lukisannya itu ke panitia penilai, semua peserta lain belum menyelesaikan tugas mereka.
Sore hari itu juga pemenang pertandingan diumumkan, pemenangnya adalah teman anak itu yang melukis seekor ular kurus yang pucat dan terlihat lemas, sedangkan lukisan anak yang sangat pandai itu dinyatakan diskualifikasi walaupun dia adalah orang yang pertama menyelesaikan tugas.
Panitia memutuskan lukisannya bukan ular, tetapi seekor naga.
Dalam kehidupan kita, sering sekali kita juga terjebak dalam kegiatan seperti anak itu, kita menambahkan hal hal yang kurang perlu dalam aktifitas dan pekerjaan kita sehingga kita tidak dapat meraih predikat juara.
Pada pertandingan itu, semua peserta ditugaskan melukis seekor ular, dengan kriteria penilaian lukisan harus semirip mungkin dengan ular dan secepat mungkin menyelesaikan lukisan.
Maka pada hari pertandingan, si anak itu sudah hadir di lapangan pertandingan, siap dengan semua alat lukis nya.
Ketika aba2 diberikan, semua peserta serentak mulai melukis. Tak lama kemudian si anak itu selesai melukis seekor ular yang sangat mirip, begitu hidup lukisannya.
Si anak kemudian mendongakan kepalanya, dilihatnya semua peserta lain belum menyelesaikan tugas mereka, maka si anak kemudian menambahkan empat buah kaki di ular lukisannya, sehingga ularnya semakin garang, ditambahkannya tanduk di atas kepala ular, diberinya lidah api menyembur keluar dari mulut ular tersebut.
Ketika si anak menyerahkan lukisannya itu ke panitia penilai, semua peserta lain belum menyelesaikan tugas mereka.
Sore hari itu juga pemenang pertandingan diumumkan, pemenangnya adalah teman anak itu yang melukis seekor ular kurus yang pucat dan terlihat lemas, sedangkan lukisan anak yang sangat pandai itu dinyatakan diskualifikasi walaupun dia adalah orang yang pertama menyelesaikan tugas.
Panitia memutuskan lukisannya bukan ular, tetapi seekor naga.
Dalam kehidupan kita, sering sekali kita juga terjebak dalam kegiatan seperti anak itu, kita menambahkan hal hal yang kurang perlu dalam aktifitas dan pekerjaan kita sehingga kita tidak dapat meraih predikat juara.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...