Day 2. Kawinan Terseromonial Ever!
Bangun jam 5 pagi. Sambil nunggu shubuh, berpillow talk ria dulu dengan paksuami. This is
so ours, quality time with quality talks #huek. Hehe. Berhubung Bang Akbar
janji jemput kami jam 7, maka pillow talk tidak bisa lama2, karena kami harus
siap2 kondangan.
Dan
taraaa.. Bang Akbar terlambat menjemput, saya dan paksuami sempat mondar-mandir
ke sekeliling –baiklah- Hotel Terang ini. Sempat berfoto, sempat membahas A-B-C,
juga mengomentari A-B-C. Satu hal yang kami belum sempat, makan! Hehe. Saya sih
sudah makan roti, tapi paksuami mana mau disuguh roti terus. Akhirnya kami
tetap mengobrol, mengobrol, dan mengobrol. Hehe. Dan kemanakah tiga teman
cantik saya? Pssstt… Rupanya mereka nonton gossip : Farhat Abbas- Nia Daniati.
Sampai
rumah Vera, pose dulu dengan kembang2nya. Biar ketularan manis.
Tidak
lama kemudian, Vera keluar sudah dengan baju akadnya yang berwarna pink. Ah, semoga
anggun. Tapi tetiba saja, “Hey, ayo, ke mesjid. Temenin akuuuh. Ayo, Mas
Heri. Fotoin aku…” Et dah… Glundung glundung glodakssss!!! Bagi yang mengenal
Vera, pasti tau dong yaaa suara nyaring binti lantangnya Vera seperti apa.
Hihihi. Dengan baju seperti itu, suara nyaringnya tetap nyaringggg, bahkan
boyishnya pun tetap kentara. Hihihi… Gapapa, Ver! Bagai sambal, kamu tuh aseli.
Dan bagaikan tas berlogo Channel, yang asli puluhan kali lipat lebih mahal dibandingkan
yang KW. Hehe. Top!
Vera
nikah di masjid samping rumahnya. Begitu kami masuk, rupanya avenue sudah disesaki para tetangga.
Calon mempelai pria pun sudah datang. Berhubung orang Medan sukanya yang straight2 aja, akad nikah langsung dimulai. Setelah MC memberi salam dan sepatah dua patah kata, jalannya acara langsung diberikan ke
penghulu untuk memimpin akad nikah. Hihi, cepat, ya.
Oleh
penghulu, Vera dan Bang Husni dipimpin untuk minta izin nikah kepada orang tua
dan kakak. Suasana langsung berubah haru dan khidmat. Butuh tissue nih. Tissue
dong tissue… Setelah itu latihan ijab qabul dulu. Nah… baru deeeh yang
benerannya :
Alhamdulillah,
Vera sudah menjadi istri Bang Husni. Barakallahu laka wa Baraka alayka wa jamaa
baynakuma fii khayr. Semoga menjadi keluarga yang selalu teguh dalam keimanan,
ketaqwaan, kebaikan, saling setia dan menjadi peneduh satu sama lain, semoga
Allah berikan rizki yang halal dan thayyib, sehingga Bang Husni dan Vera selalu
merasa cukup, rendah hati, sederhana, dan pemurah kepada kerabat dan orang2
yang membutuhkan, serta Allah amanahkan putra putri sholeh sholehah, yang memberi
banyak manfaat untuk ummat. Aamiin.
Numpang
foto lagiii.. Hihi. Sudah jauh2 ke Rantau Prapat, masa ga foto sih? Hihi. Ohya,
ini kondangan terjauh kami, loh. Entah nanti di pernikahan siapa akan
terpecahkan! Hehe. Alhamdulillah, kami bersyukur, kami bahagia, Allah beri
kesempatan untuk bisa menjadi salah satu saksi pernikahan Vera dan Bang Husni.
Setelah
itu, makan-makaaan… Wiiih, kokinya langsung didatangkan dari Padang, loh. Jadi
rasanya sudah pasti sangat terpercaya. Padang banget, bukan padang yang kejawaa2an atau jawa yang kepadang2an lagi.
Tapi berhubung sangat lapar, makanannya langsung masuk ke perut. Tidak sempat
diabadikan dulu. Maaf, yaa. Hehe. Tapi untuk gambaran: tampang masakannya amat
sangatlah menyeramkan, tapi juga menggairahkan. Hehe. Kental santannya Masyaa
Allah, berminyaknya molek malek, daging dan jeroan lembu melamprah2 aneka cita
rasa. Hehe. Dan yang jelas sangat menjanjikan : kolesterooool. Hehe.
Setelah
akad, pengantin langsung dimake over lagi. Mereka ganti dengan baju adat Melayu
Sumatera Utara. Menurut saya, Vera lebih cocok di bajunya yang kedua ini. Jadi
lebih cantik. Bajunya yang pertama terlalu girly untuk Vera. Hihi.
Dengan
baju ini, mereka melangsungkan upacara Tepung Tawar dan Upah-Upah. Upacara ini
khas orang Melayu Sumut. Setau saya, Tepung tawar dimaksudkan agar semuanya
merasa ikhlas (tawar), tidak ada rasa ganjal, tidak nyaman, tidak suka, dll.
Disimbolkan dengan para kerabat-tamu, menabur beras putih kuning, tepung, dan
beberapa tanaman. Sedangkan kalo upah2, maksudnya adalah memberi semangat,
sepertinya sekalian memberi nasehat. Sepenglihatan saya juga ada beberapa nampan
berisi ayam bakar, telur, beras2an, tepung2an. Kalo isi upah2nya saya tidak
bisa memahami, karena para tulang mengupah dengan bahasa batak. Hehe.
Setelah
upacara Upah2, diselenggarakan upacara Pedang Pora karena Bang Husni adalah
Purna Praja STPDN. Saya kurang faham kenapa dan bagaimana riwayat STPDN juga memiliki Upacara Pedang Pora. Walau
prosesi pedangporanya agak berbeda dengan para perwira, inti pesan yang saya tangkap
less and more mirip. Dengan upacara ini, mereka ingin memberikan penghormatan
kepada Purna Praja yang baru saja memiliki amanah baru. Selain itu, upacara ini
juga untuk menyambut sang istri sebagai bagian dari keluarga mereka. Saya
kurang jeli memperhatikan apakah dalam upacara pedangpora kali ini, adakah
kalungan bunga atau sematan cincin, tapi yang saya ingat betul, ada penyerahan
baju dharma wanitanya. Semoga bermanfaat, yaa. Hehe.
Pada
prosesi ini, para pejabat Labuhan Batu datang. Tapi sayang, bupatinya yang juga
seorang internist berhalangan hadir, tapi beliau tidak lupa mengutus
perwakilannya kok. Tidak apa, in syaa Allah tetap tidak mengurangi keberkahan
acara.
Saya
dan paksuami masih menunggu2, katanya bakal ada Mie Rebus dan Martabak Mesir
terenak seRantau Prapat yang akan terhidang. Mana, mana? Dan syukurlah, datang
juga. Hihi. Pertama kali lihat, kaget juga dengan penampilan Mie Rebusnya.
Okelah, di piring sudah ada tataan mie kuning yang terlihat lebih bengkak dari
biasanya (seems lebih kenyal), tahu, tauge, telur, dan potongan kentang rebus.
Saya pikir akan dituang kuah bening, tapi ternyata, yang dituang adalah kuah
cokelat kental. Menurut saya pribadi sih, tampilannya kurang cantik. Pantas
saja jika disebut juga Mie Keling. Mungkin selain karena zaman dulu yang bikin mie
ini orangnya keling (india hitam), tapi juga tampilan zahir mie rebus ini pun
keling. Hehe. Tapi plis, jangan tertipu. Coba, icip deh… Bagi yang suka cita
manis gurih petis in syaa Allah akan menyukai mie rebus ala Medan ini. Apalagi
kalo ditambah ulekan cabe rawit dan perasan jeruk nipis. Gurih, manis, pedas,
segaaar. Kata paksuami sih, “Kanda suka kok. Unik.”
Dan
manakah si martabak mesir? Ini dia! Rupanya mirip2 saja dengan martabak Bangka.
Tidak berbeda jauh. Memang kulit lebih tipis, tapi isinya leeeebih banyak.
Daging dan daun bawangnya ding yang jaaaaauuuhhh lebih banyak, telurnya sih
tipis2 saja. Enak kok enaaak.
Namun,
di cuaca yang panas ini, di antara semuaaaa makanan di sini, tetep es krimlah
favoritku. Sumpah, butuh banget yang seger2. Karena tidak ada esbuah, maka
eskrim was the best. Hihi. Setelah menghabiskan cup eskrim yang ketiga, saya
sudah tidak tahan untuk pulang. Maka setelah foto, kami izin untuk kembali ke
hotel. Selain
terjauh, ini juga kondangan kami yang terlama! Hihihi.
Ternyata,
ketika kami istirahat di hotel, kami melewatkan satu prosesi. Yaitu prosesi
jawa. Gapapalah, ya. Kami sedang butuh ngadem di kamaar. Hehe. Setelah kami
istirahat 3 jam-an, kami kembali dijemput. Tapi kali ini oleh Bang Ridho.
Pakaian kami sudah berubah, lebih kasual. Semoga tetap layak untuk berada di
pesta megahnya Vera.
Sesampai
di rumahnya Vera, kami terkaget2. Karena suasana pestanya Vera semakin meriah
dengan banyaknya penjual kaki lima di sekitar rumah. Keadaannya hampir mirip
pasar malam. Hihi. Dan semakin malam, rupanya pesta ini semaaaakin berisik.
Kalo
malam ini, prosesinya ala2 internasional gitu. Vera pakai gaun putih, Bang
Husni pakai jas abu2. Lalu mereka potong kue yang bertingkat2, ada suap2annya
juga kalo ga salah. Hehe. Dan bagaimana dengan makanannya? Ooh… Prasmanan
Padang tetap ada, tapi sudah lebih banyak menyediakan sayur. Meskipun begitu,
saya tidak mengambilnya. Mie rebus juga masih ada boothnya. Sayangnya eskrim
sudah tidak ada. Menu baru malam ini adalah bakso, soto, dan sate padang. Saya
hanya memilih yang terakhir. Hihihi.
Kami
makan sambil ditemani suara Vera dan Bang Husni. Satu pertanyaanku, “latihan
dulu ga ya mereka buat nyanyi di panggung?” Dan saran untuk para pengantin yang
memang ingin nyanyi di depan para tamunya, jangan lupa latihan, yaaa. Karena sangat
mempengaruhi komentar para tamu. Hihi.
Setelah
kami selesai makan, nama2 kami dipanggil untuk ikut nyanyi juga di panggung.
Alia, Kristin, dan Rere maju. Karena mereka memang biasa bernyanyi, kalau saya
dan paksuami? Kalem aja jagain tas dan kursi.
Setelah
makan, nyanyi, foto, lalu kami puuuulaaaanggg. Btw.. foto acara ketika malam nyusul, yak. Ada kendala teknis lagi. Hehe, sorry for this unconvenience.
Apa
kesan hari ini? Pernikahan ini adalah pernikahan terseremonial yang pernah kami
datangi. 5 kali ganti baju, 5 kali prosesi. Semoga tidak menjadi seremoni
belaka, tapi dapat diambil hikmah dari tiap prosesi yang telah dilakukan. Tidak
hanya memberi pelajaran bagi tamunya saja (itu juga hanya bagi tamu yang mau
berpikir, tidak hanya mau makan :P), tapi juga bagi keluarga dan terutama bagi
kedua mempelai. Semoga kemeriahan pesta yang sudah terjadi tidak ada yang sia2,
syukur jika bisa menjadi pemberat timbangan amal kebaikan. Pun semoga
senantiasa terjaga niat lurusnya, terhindar dari pikiran yang dapat merusak
amal; sebelum, ketika, maupun sesudah acara.
Jauh ya teh kondangannya.:? Baru denger juga baru lihat itu martabak mesir.
BalasHapusSepertinya enak banget.
lima kali ganti baju? wih...
BalasHapuscakep, mulki :D
BalasHapusItu mienya kayak mie kocok bukan sih? Pernah makan yg mirip2 bgtu tampilannya di aceh dan enaaakkkk. Hahaha
BalasHapuswow.. fokus ke makannya..
BalasHapusitu pakaian pengantinnya pink....
5 kali ganti.. pasti capek...
hmm... nyummmi makannya hehee :P
makanannya enak-enak banget .. nyam .. nyam ..
BalasHapusWah Martabak Mesirnya bikin ngilerrr !!!
BalasHapus"Selamat siang Bos 😃
BalasHapusMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"