Mengelola Keuangan Keluarga #2: Hey Generasi Millenial!
1. Besarnya
pendapatan itu relative.
Ga ada yang bisa
mengatakan penghasilan kecil itu pasti kurang atau penghasilan besar itu pasti
cukup. No, semua sangat relative. Tergantung si pelaku. Apakah dimanfaatkan,
atau sekedar dihabiskan. Penghasilan besar belum tentu merasa “kebutuhan”nya
tercukupi kok. Pun sebaliknya. Karena komponennya tidak hanya KEBUTUHAN di sini,
tapi juga KEINGINAN.
Kuncinya apa?
Jeli untuk mengetahui apakah itu kebutuhan atau keinginan. Keinginan itu
sungguh lebih luas dari semesta. Semesta masih ada batasnya, sedangkan
keinginan tidak berbatas. Boleh kok berkeinginan, tapi lihat kondisinya. And be
creative! Banyak jalan menuju Paris, sis!
Tapi jika sudah
berbulan2 berusaha tertib, lalu berkaca dari list pengeluaran bulanan yang
benar2 dibutuhkan tapi masih lebih besar pasak daripada tiang, berarti itu
saatnya bekerja dan berdoa lebih giat lagi. In syaa Alllh, akan tambah lebar
rezekinya, ikhtiaaaaar yuk!
2. Hati2
dengan pengeluaran kecil.
Aslik. Nyamuk
itu kecil, kan? Tapi mengganggu. Sampai2 menjadi program nasional untuk
memberantas si kecil itu (eeeaaa.. secara eyke orang puskesmas gituh). Begitu
juga dengan pengeluaran2 kecil yang tidak terukur. Mungkin kecolongan beberapa
ibu rumah tangga justru terjadi di pengeluaran2 kecil yang tidak terukur ini.
Celah saat ini
banyak. Misal : go food / grab food. Hehe. Atau overprice lunch di kantor. Atau
hobi baru dadakan; seperti menghias rumah dan ngehidroponik. Hati2 bisa mantab
(makan tabungan) jika tidak terukur.
3. Tetapkan
strategi masing2.
Terserah ingin
pakai strategi apa, yang paling tau yang cocok untuk keluarganya, ya dirinya
sendiri. Terserah CFO deh! Berhubung CFO the kodoks itu saya, hehe, jadi
pengaturan keuangannya tergantung minat dan bakat saya.
1.
Tetapkan masing2 porsinya.
2. Punya sebuah agenda keuangan. Mungkin saya
terinspirasi dari nenek saya yang rapih banget dari jaman mudanya sampai SAAT
INI mencatat pemasukan dan pengeluaran keluarga. Parah, saya saksi mata melihat
tumpukan buku agenda dari tahun ke tahunnya. Emejing nenek saya ini!
3. Ambil uang konsumsi per minggunya, catat! Jadi
tau tinggal berapa untuk bertahan hingga akhir bulan. Hehe. Lalu disimpan di
pouch khusus. Kenapa ga di dompet saya? Dompet saya isinya dikit, cuma jatah
operasional/jajan saya sehari2, hehe. Iya, saya butuh serigid itu, soalnya saya slebor dan boros garis keras! Jangan kasih kendorlah! hehe.
-bersambung-
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...