Cemburunya Umar
Dengan penuh tawadhu, Nabi SAW duduk, sedang kedua bibirnya sibuk berdzikir dan hatinya merasa tenang oleh pembicaraan para sahabat yang ada di sekitarnya. Nabi SAW bersabda, “Tadi malam aku mimpi melihat seorang wanita yang sedang wudhu di dekat sebuah gedung dekat sebuah gedung di dalam surga. Maka aku tanya, “untuk siapakah wanita ini?”
Ia menjawab, “wanita ini diperuntukkan bagi Umar.”
“Ketika aku mendengar ucapan tersebut, aku ingat rasa cemburu Umar, sehingga aku segera meninggalkannya.”
Mendengar ucapan Nabi SAW seperti itu, maka Umar menangis dan berkata, “Ya Rasulullah, apakah kepada seorang sepertimu aku harus cemburu?”
- Bukhari dalam shahihnya no. 3477
Terbukti kalau sifat pencemburu itu wajar. Umar saja cemburu, Aisyah saja cemburu. Itu bukti rasa cinta kita pada suatu yang kita cintai. Tapi hal ini bukan suatu excuse untuk menjadi posesif loh, ya. Bedakan! Kali ini saya akan melihat dari sudut pandang mulianya Rasulullah. Rasulullah begitu ma’rifat kepada sahabatnya, salah satu bentuk ma’rifatnya adalah mengetahui bahwa Umar adalah seorang pencemburu. Dan sebagai seorang yang baik, sudah seharusnya kita menjauhkan diri dari melakukan hal2 yang tidak disukai sahabat kita agar sahabat kita tidak marah, cemburu, kesal, justru menjadi percaya banget kepada kita. Terbukti dengan ucapan Umar di akhir, “Ya Rasulullah, apakah kepada seorang sepertimu aku harus cemburu?” Ini tanda kalau Umar percaya banget sama Rasullah.
Ia menjawab, “wanita ini diperuntukkan bagi Umar.”
“Ketika aku mendengar ucapan tersebut, aku ingat rasa cemburu Umar, sehingga aku segera meninggalkannya.”
Mendengar ucapan Nabi SAW seperti itu, maka Umar menangis dan berkata, “Ya Rasulullah, apakah kepada seorang sepertimu aku harus cemburu?”
- Bukhari dalam shahihnya no. 3477
Terbukti kalau sifat pencemburu itu wajar. Umar saja cemburu, Aisyah saja cemburu. Itu bukti rasa cinta kita pada suatu yang kita cintai. Tapi hal ini bukan suatu excuse untuk menjadi posesif loh, ya. Bedakan! Kali ini saya akan melihat dari sudut pandang mulianya Rasulullah. Rasulullah begitu ma’rifat kepada sahabatnya, salah satu bentuk ma’rifatnya adalah mengetahui bahwa Umar adalah seorang pencemburu. Dan sebagai seorang yang baik, sudah seharusnya kita menjauhkan diri dari melakukan hal2 yang tidak disukai sahabat kita agar sahabat kita tidak marah, cemburu, kesal, justru menjadi percaya banget kepada kita. Terbukti dengan ucapan Umar di akhir, “Ya Rasulullah, apakah kepada seorang sepertimu aku harus cemburu?” Ini tanda kalau Umar percaya banget sama Rasullah.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...