Sikap Umar Saat Negaranya Krisis
Di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab, pernah terjadi krisis luar biasa sekitar tahun 18 Hijriyah. Ibnu Sa’ad, seorang sejarawan Muslim, melukiskan, “Saat itu, terjadi bencana yang hebat, kekeringan terjadi di mana-mana, binatang mati bergelimpangan, orang-orang mati kelaparan, sampai ada yang menggali lubang tikus untuk mencari makanan penyambung hidup.”
Pertanian di waktu itu gagal total karena hujan tak kunjung turun dan tanah-tanah yang mengering menimbulkan debu setiap hari. Para pedagang Hijaz (Makkah dan Madinah) tidak berani melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam yang terkena penyakit menular. Stok barang di Hijaz pun semakin langka dan harga kebutuhan melambung tinggi.
Dalam kondisi semacam ini, Umar bin Khattab tidak pernah mau makan di rumah salah satu putranya, bahkan bersama istri tercinta sekalipun. Kepedulian terhadap penderitaan rakyat, bukan hanya milik Umar. Semua anggota keluarga, harus menunjukkan hal yang sama. Ketika anaknya yang masih kecil memegang sepotong semangka, Umar pun menegurnya, ”Bagus, wahai putra Amirul Mukminin! Kamu makan buah-buahan sedangkan umat Muhammad mati kelaparan.”
Tiap tengah malam, Umar selalu berdoa, ”Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad di tanganku dan di dalam era kepemimpinanku..”
- www.republika.co.id
Walaupun krisis yang melanda begitu luar biasa, tetapi tidak ada satu pun yang protes, apalagi mendemo Umar bin Khattab. Kelaparan dan kemiskinan tidak membuat mereka melakukan tindakan yang anarkis, hilang akal sehat atau bunuh diri. Semua sadar bahwa apa yang mereka rasakan juga dirasakan oleh sang khalifah, bahkan oleh semua keluarga khalifah. Umat merasa senasib sepenanggungan dengan pemimpin mereka.
Sehebat apapun pemimpin itu, secerdas apa pun solusi dan kebijakan yang ditawarkan, semuanya tidak terlalu berarti ketika rakyat sudah pesimis dan kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya.
Pertanian di waktu itu gagal total karena hujan tak kunjung turun dan tanah-tanah yang mengering menimbulkan debu setiap hari. Para pedagang Hijaz (Makkah dan Madinah) tidak berani melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam yang terkena penyakit menular. Stok barang di Hijaz pun semakin langka dan harga kebutuhan melambung tinggi.
Dalam kondisi semacam ini, Umar bin Khattab tidak pernah mau makan di rumah salah satu putranya, bahkan bersama istri tercinta sekalipun. Kepedulian terhadap penderitaan rakyat, bukan hanya milik Umar. Semua anggota keluarga, harus menunjukkan hal yang sama. Ketika anaknya yang masih kecil memegang sepotong semangka, Umar pun menegurnya, ”Bagus, wahai putra Amirul Mukminin! Kamu makan buah-buahan sedangkan umat Muhammad mati kelaparan.”
Tiap tengah malam, Umar selalu berdoa, ”Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad di tanganku dan di dalam era kepemimpinanku..”
- www.republika.co.id
Walaupun krisis yang melanda begitu luar biasa, tetapi tidak ada satu pun yang protes, apalagi mendemo Umar bin Khattab. Kelaparan dan kemiskinan tidak membuat mereka melakukan tindakan yang anarkis, hilang akal sehat atau bunuh diri. Semua sadar bahwa apa yang mereka rasakan juga dirasakan oleh sang khalifah, bahkan oleh semua keluarga khalifah. Umat merasa senasib sepenanggungan dengan pemimpin mereka.
Sehebat apapun pemimpin itu, secerdas apa pun solusi dan kebijakan yang ditawarkan, semuanya tidak terlalu berarti ketika rakyat sudah pesimis dan kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya.
Assalaamu'alaikum warahmatullohi wabaro kaatuh
BalasHapusAlasan utama tidak ada rakyat yang mendemo Umar bin Khathab adalah karena umat Islam ketika itu benar2 paham agama Islam yang murni. Dimana ajaran Islam dijunjung tinggi dalam setiap lini kehidupan, termasuk dalam masalah hubungan antara rakyat dan ulil Amri.
yaitu rakyat ketika itu adalah 3 generasi terbaik yang dikabarkan Rasulullah, yaitu masa para Sahabar, Tabi'in dan tabi'it Tabi'in. Mereka lah yang paling paham tentang agama ini setelah Rasulullah.
Para Shahabat Rasulullah, dimana banyak yang dijamin masuk Surga, dipuji ALLAH dan Rasulullah, Mereka belajar agama ini langsung dari Rasulullah, Mereka lah yang paling paham agama ini setelah Rasulullah.
Namun di jaman, sedikit yang memamahami agama ini dengan pemahaman para Shahabat, malah banyak kaum muslimin yang mencela sebagian kaum muslimin lain yang mengikuti pemahaman Para Shahabat tersebut.
Demonstrasi bukanlah produk kaum muslimin, namun kaum muslimin banyak yang tidak mengetahuinya.
Semoga ALLAH senantiasa membiming kita di atas jalan al haq, kembali ajaran Islam yang murni, yang mengikuti pemahaman generasi para Shahabat. Generasi terbaik umat ini. Dimana masa kejayaan umat, bukan karena wilayah dan jumlah kaum muslimin, namun karena Keimanan, ketaqwaan dan Ittiba Rasulullah (Mengikuti Tuntunan Rasulullah dan tidak membuat hal-hal baru dalam syariat agama)
Semoga ALLAH menjaga kita dari fitnah dunia dan akhirat.
Wallohu a'lam bi showab. Allohuma bini'mati tatimush Shalihat
Wassalaam
Assalaamu'alaikum warahmatullohi wabaro kaatuh
BalasHapusAlasan utama tidak ada rakyat yang mendemo Umar bin Khathab adalah karena umat Islam ketika itu benar2 paham agama Islam yang murni. Dimana ajaran Islam dijunjung tinggi dalam setiap lini kehidupan, termasuk dalam masalah hubungan antara rakyat dan ulil Amri.
yaitu rakyat ketika itu adalah 3 generasi terbaik yang dikabarkan Rasulullah, yaitu masa para Sahabat, Tabi'in dan tabi'it Tabi'in. Mereka lah yang paling paham tentang agama ini setelah Rasulullah.
Para Shahabat Rasulullah, dimana banyak yang dijamin masuk Surga, dipuji ALLAH dan Rasulullah, Mereka belajar agama ini langsung dari Rasulullah, Mereka lah yang paling paham agama ini setelah Rasulullah.
Namun di jaman ini, sedikit yang memamahami agama ini dengan pemahaman para Shahabat, malah banyak kaum muslimin yang mencela sebagian kaum muslimin lain yang mengikuti pemahaman Para Shahabat tersebut.
Demonstrasi bukanlah produk kaum muslimin, namun kaum muslimin banyak yang tidak mengetahuinya.
Semoga ALLAH senantiasa membiming kita di atas jalan al haq, kembali ajaran Islam yang murni, yang mengikuti pemahaman generasi para Shahabat. Generasi terbaik umat ini. Dimana masa kejayaan umat, bukan karena wilayah dan jumlah kaum muslimin, namun karena Keimanan, ketaqwaan dan Ittiba Rasulullah (Mengikuti Tuntunan Rasulullah dan tidak membuat hal-hal baru dalam syariat agama)
Semoga ALLAH menjaga kita dari fitnah dunia dan akhirat.
Wallohu a'lam bi showab.
Wassalaam
Ralat sedikit ya De'.. ^_^
BalasHapus..Allohuma bini'mati tatimush Shalihat...
Yang bener seharusnya:
...Alhamdulillah bini'matihi tatimmush shalihat...
maklum, kadang lupa. Barokaloohu fiiki
wassalaam
seharusnya pemimpin negara ini mencontoh umar,,
BalasHapus