JK: Laki2. Status: Kawin


Ketemu lagi! :D Masih di bulan ramadhan penuuuh kejujuran. Lhoh? :P
Setelah kemarin kita bahas tentang perempuan dan tiga peran vitalnya. Sekarang kita akan bahas, partner hidupnya, mitra amalnya. Karena mau segimana ngototnya perempuan mengusahakan segala kebaikan dalam ciduk, eh biduk rumah tangganya, tanpa dukungan makhluk bernama suuuuaaamiii, sepertinya akan tetap menyedihkan dan payeyo. Halah... bahasanya mbok yang resmi-an gitu lh, Mul :P

Hm... jadi inget kata Mario Teguh.. bahwa Perempuan ketika menikah akan menjadi istri suami dan ibu bagi anak2nya... tapi laki2 ketika menikah tetaplah menjadi seorang anak Ibunya. Pasti kalian bisa mengartikan sendiri maksudnya apa.. Trus kata Mario Teguh lagi (kata Mulkinya kapaaann? Ntar ntar.. sabar), laki2 itu pemimpin rumah tangganya, termasuk anak2nya. Sedangkan kalau perempuan adalah penjaga rumah tangganya, termasuk anak2nya. Misal gini... ah lagi males bikin misal :P

Sekarang kita bahas peran suami, yang nantinya bakal sinergis dengan peran istri yang udah dijabarin di postingan sebelumnya.

Pertama, *awwamah (pemimpin).
Bukan kepemimpinan yang diktator dan sewenang2, tapi kepemimpinan yang dilandasi rasa kasih sayang dan adanya mitsa*on ghalizha. Trus suami itu harus senantiasa berusaha mengondisikan rumah tangganya jauh dari ancaman, terutama ancaman yang akan merusak akidah dan keimanan kepada Allah.

Keterampilan memimpin dibutuhkan banget nih, Bro! Karena mimpin itu bagaimana orang yang dipimpin itu secara sukarela mau nurut dengan apa kata pemimpin, bukan karena tertekan atau terampas kehendaknya. Wih, ga sembarangan ternyata mimpin itu. Susah yak ternyata jadi pemimpin? Karena Rasulullah juga bilang, “sebaik2 kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” Saya juga jadi inget Umar bin Khattab yang garang dan tegas banget kalo lagi di luar rumah, tapi ternyata di dalam rumah, Umar pengertian dan lembut banget sama istrinya.

Kedua, pencari nafkah.
Istri adalah amanah Allah dipertanggungjawabkan kepada suami untuk menjaganya. Ada kewajiban2 yang harus dilaksanakan suami setelah mengucapkan akad nikah, di antaranya meberi nafkah. Betapa pun kaya raya istri, kewajiban mencari nafkah tidak lantas berpindah dari suami. Nafkah itu ada dua, nafkah lahir dan bathin. Yang lahir ya berupa penghasilan suami yang akan dibelanjakan untuk jalannya rumah tangga, SESUAI KEMAMPUAN. Harus halal, tidak riba dan haram. Bukan karena kebutuhannya 5juta, penghasilan halal 3juta, maka 2jutanya korupsi. Tidaaaakk. Ada jalan insya Allah. Karena tambahnya rezeki itu bukan hanya tambahnya harta, tapi juga berkurangnya pengeluaran. Bener ga? :P ada jalanlaah.. jangan sekali2 masukka n tubuh keluargamu selain dari barang halal, Bro!

Nafkah bathin? Ga hanya tentang jima’, tapi sikap lembut, perhatian, romantis, penyayang terhadap istri dan anak2nya.

Dengan memberi nafkah, suami jadi punya 3 faedah, yaitu: menjalankan amanah Allah, menetapkan perannya sebagai pemimpin, dan menetapkan rasa hormat istri padanya. Tapiii... bukan berarti perempuan ga punya kesempatan untuk bantu suami mencukupi kebutuhan, boleh kok. Hanya saja istri bukan PJ-nya.

Ketiga, pelindung.
Ketika ijab *abul diikrarkan, maka secara sah hak pemeliharaan perempuan berpindah dari ortu ke suami yang menikahinya. Sebagai seorang pelindung, ia harus menghindari sifat2 kasar, ringan tangan, ataupun kata2 kotor yang dapat menzhalimi istri secara lahir dan bathin.

Sungguh pengecut seorang suami yang ringan tangan ataupun mencaci maki istrinya, tapi tetap minta dilayani dan dihormati. Seolah istri tak ubahnya budak atau pemuas nafsu (*yampuuuunnn.. bahasanya serrreeeemmm amaaattt :P)
“Mengapa ada lelaki di kalangan kamu yang suka memukul istrinya seperti memukul hamba, padahal dia akan menyetubuhi istrinya pada hari lain.” (HR. Ahmad)

Keempat, guru.
Ia memiliki kewajiban untuk meningkatkan kualitas keimanan istri dan anak2nya. Melaksanakan tarbiyah dalam keluarganya. Membimbing keluarganya menjauhi kemaksiatan, seperti dalam AtTahrim:6. “...........Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu,......”

Komentar

  1. Kalau setiap laki-laki yg berstatus kawin... menyadari ke empat tugas/perannya... tentu para istri... sangat beruntung dan bahagia di sisinya..

    BalasHapus
  2. umi doakan... semoga mulki mendapatkan suami... yg meng-implementasikan 4 tugas dan perannya: sebagai pencari nafkah, sebagai qowwam, sebagai pelindung, dan sebagi guru.. amin...

    BalasHapus
  3. semoga suami ku kelak mengerti dan melaksankan perannya seperti yg tertera di atas dengan baik amiin :D

    hihihi nice share mba mulki :D

    BalasHapus
  4. aamiin... kita akan mendapatkan sekualitas abu thalhah jika kita seberiman ummu sulaim :) semangaaattt!!

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Personality Plus

Lagi Galau?

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran