Sidang
Alhamdulillah... akhirnya!!
Tanggal 16 Agustus 2011 besok akhirnya saya ujian final skripsi. Sesuatu yang seharusnya terjadi pada tanggal 16 Agustus 2010. Dan seharusnya sesuatu yang lain bisa saya lakukan pada 16 Agustus 2011 besok, misal jaga coass di RS Moewardi di stase apa gitu. Tapi well... ini adalah hasil yang saya tuai dari benih yang saya sebar. Tidak ada penyesalan apa pun tentang hal yang terjadi dulu, kecuali satu hal; yaitu manajemen emosi. Seperti yang dulu juga pernah saya katakan.
Memang... waktunya saya bukan tanggal 16 Agustus 2010, tapi 16 Agustus 2011. Sudah tertulis. Dan sudah tertulis juga jalan yang harus saya tempuh adalah jalan yang seperti kemarin saya telah tempuh. Seperti apa? Ada ceritanya di bawah.
Memang... waktunya saya bukan tanggal 16 Agustus 2010, tapi 16 Agustus 2011. Sudah tertulis. Dan sudah tertulis juga jalan yang harus saya tempuh adalah jalan yang seperti kemarin saya telah tempuh. Seperti apa? Ada ceritanya di bawah.
Dulu... ketika masih aktiv menjadi “mahasiswa”, saya suka minta boleh nyelip di antara rapat para dosen dan birokrat FK. Dalihnya sih untuk ngasih pertimbangan dari hasil analisis mahasiswa. Karena angkatan saya, 2007, sebagai tahun pertama KBK FK UNS, kalau mau merasa dan menilai, terasa euyy belum settlenya. Kurang jelas dan belum mantap. Saya tau, birokrat dan dosen sedang berusaha yang terbaik untuk mahasiswanya, tapi biasalah... namanya juga mahasiswa. Jiwa menggelora, penasaran, dan pengen ikut campurnya butuh dihadhonahi. Hahaa.. walau emang ga semua mahasiswa seperti itu, tapi saya yakin: ada beberapa (nyaritemen.com). haha.
Sekarang... Saya lebih optimis dengan sistem dan kebijakan KBK FK UNS yang ada. Yang dulu belum ada, kini ada. Yang dulu belum fix, sekarang sudah mantap. Yaa.. ini adalah hasil kerja keras birokrat dan dosen FK UNS. Saya bangga, Prof! Saya bangga, Dok! Generasi FK UNS yang selanjutnya, saya yakin, semakin nyaman dan baik proses belajar mengajarnya.
Kok tau2an kamu, Mul? Gimana enggak? Ketika saya mau konsul, mau ngasih revisi, mau janji ujian, saya mesti nunggu mereka rapat dulu, rapat tentang KBK secara khusus dan FK UNS secara umum. Bukan kebetulan (memang karena Allah sudah menakdirkannya seperti itu), dosen pembimbing dan penguji saya yang dulunya bukan pejabat kampus, semenjak pergantian birokrat kemarin, mereka jadi pada orang berpangkat (beramanah) di kampus. Wow! Saya suka barisan birokrat FK UNS yang sekarang. Orangnya oke2 banget. Muda, berkompeten, dan profesional. Hm... jadinya tidak jarang, saya konsul di ruangan bekas rapat, yang di LCD masih terpampang hasil diskusi. Tidak jarang juga, saya basa-basi nanya kabar kurikulum sekarang bagaimana ke dosen pembimbing saya.. Hasilnya.. saya senang. Walaupun memang... saya jadi suka lumutan atau kadang sampai tumbuh akar buat nunggui mereka. Haha.
Bahkan yang terakhir: janjian jam 9 pagi. Jam 13 baru bisa ketemu! Dengan mandat, “Tunggu saja ya, Dik. Saya masih rapat.” Kesannya kan nyuruh nunggu berarti kan bentar lagi, yak? Ternyata eh ternyata... Bujug daahh... Mantap. Yang mantap bukan saya karena bisa tahan menunggu selama itu. Saya mah ga kenape2.. Bisa ngobrol sama Bapak tukang parkir, satpam, penjaga laboratorium, atau yang lagi ngecat2 tembok.. Asal ada yang bisa saya ajak asik ngobrol mah iya2 aja dah. Tapi mereka (dosen + birokrat) itu loh yang mantap! Ga ngebul apa yak mereka rapat 4 jam nonstop? Lagi puasa pula... dan polnya, ketika saya konsul, mereka sebenarnya sudah selesai rapatnya secara resmi, tapi masih belum pada pulang gara2 masih ngobrol. Dan ngobrolnya tentang sistem dan kebijakan kampus lagi! Mereka masih bahas. Salut deh. Jadi saya sering sekali konsul di tengah para dosen2 ngobrol. Haha... Suujonnya saya sih mereka mbatin dalam hati, “ni si Mulki ngapain sih.. dari dulu ga selesai2 menghantui kami...” Hahaha... moga mereka bosen ngeliat saya terus2an dan doain saya cepet2 selesai tanggungan akademiknya. Aamiin.
Makasih, Dok... sudah bersedia membimbing dan menguji saya di tengah kesibukan Anda. Sangat memberi arti buat saya, tidak hanya tentang kepenulisan skripsi, tapi juga tentang banyak hal yang lain; terutama kesabaran dan keteguhan. Saya juga jadi bisa banyak mikir.. ketika nanti Allah tetapkan saya juga menjadi dosen seperti Anda, saya mau A-B-C-D... Banyak inspirasi kebaikan dari Anda, tapi tentu ada juga yang tidak akan saya tiru. Sesuatu yang menurut saya kurang pas. Boleh doooong...? :P
Catatan: pembimbing dan penguji saya mantep2 orangnya. Dekat dengan mahasiswa, profesional kerjanya, kompeten di bidangnya. Tapi dalam hal bimbing dan nguji skripsi, terkadang mereka bukan pilihan kebanyakan mahasiswa. Tau pasti kan karena apa? Hahaa.. Teliti? Pasti. Teoritis kuat? Pasti. Up to date? Pasti. Bantai saat ujian? Hahaha... yang dulu sih iya. Tapiiii... moga yang besok mereka lebih nice to me. Hihihiiii... Itulah mengapa, teman2 saya lebih memilih dosen yang “asik” dalam versi mereka dalam bimbing dan nguji. Dan itu kebetulan bukan mereka. Tapi tenang, Dok... Bagaimana pun, pasti ada mahasiswa yang aneh cara mikirnya. Yang punya cukup audacity untuk menyelesaikan tantangan dari kalian. Saya salah satu yang aneh itu, karena saya menganut bukan lamanya waktu yang paling menentukan, tapi kualitas proses dan hasil akhir. Makasih, Dok, atas inspirasinya. Muach!!!
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...