Bingkai Kejujuran


Dalam Bingkai. Kerjaannya suami juga.


Hore! Besok adalah ulang tahun pernikahan saya dan suami yang ke 0,417 (haha. Maksudnya 5 bulan pernikahan). Saatnya proyek kado 11 Februari 2012. Hmm... Sebenernya proyek kado 11 januari 2012 belum jadi siih. Eeeh malah udah keburu ketauan ama bliaunya duluan. Huh. Ga seru. Jadi males2an nerusin proyek yg kemarin :P

Balon imajinasi.
Suami : “aaaa... tidak bisa. Dinda harus nyelesein. Kanda jedotin kepala kanda ke tembok deh biar amnesia, biar lupa ama apa yang udah dinda bikin.”Aye : “Hah? Jedotin kepala ke tembok? Ntar lupa lagi kalo udah punya istri. Lupa lagi ama cintanya kanda ke dinda.”Suami : Makanya selesein #terkekeh2. #ngancem Aye : -,-
Tus. Tusuk balon imajinasinya.

Emang apa proyek 11 Februari 2012? Tepat, tulisan. Kalo suami dikasih kado barang mulu, takut bosan . Jadi dikadoin tulisan aja #alibi, padahal medit. Tapi tulisan ini ga hanya untuk suami saya saja, tapi buat kalian juga, Sobba dan Sobbi #huh prolog kepanjangan.

Mulai! Bismillah...

Saya ingin menceritakan tentang tema pernikahan saya dan suami; "Kami Bingkai September dengan Jujur." Uum... Tema ini usul dari suami. Saya mah iya2 saja. Earcatching lagian. Tenaaang... Ada filosofinya kok. Ini salah satunya, silakan klik ini atau ini :)

A. Kami Bingkai September dengan Jujur
Bingkai; sesuatu yang memagari dan membatasi. Kenapa ga pake kata benteng aja? Kan lebih kokoh. Coba : Kami bentengi september dengan jujur. Errr... Emoh, ga romantis blas :P

Jujur... Setelah menikah, saya mencoba menggali lagi benang merah dan hikmah antara jujur dan pernikahan (selain filosofi yang di link tadi). Dan inilah laporannya : #iyebanget

1.       Tidak ingin pernikahan kami hancur.
Ya.. sebenarnya ini penganalogian dari hadits ini :
“Di antara tanda kiamat kecil adalah banyaknya kebohongan.” (HR. Ahmad)
Allah menciptakan semesta ini dengan kebenaran. So, sifat yang harus menjadi landasan tegaknya langit dan bumi adalah kebenaran. Ketika sudah banyak manusia yang berbohong, berarti sudah datang tanda2 hari kehancuran, kiamat. Sama dengan rumah tangga, jika sudah banyak kebohongan di dalamnya, tunggu saja kiamatnya rumah tangga kita. Naudzubillahi mindzalik.

2.       Ingin cinta kami abadi.
Salah satu tujuan menikah adalah meneduhkan farj, sepakat? Tapi sepasang kandin (kanda dinda –suami istri) yang ingin cintanya kekal hingga ke surga, hendaknya menjaga juga lisannya. Jika sama2 masuk surga, bukan hal yang tidak mungkin menjadi sepasang kandin lagi selama di surga. It means kandinan selama2nya; abadi. Yeay.
“Siapa yang menjamin apa yang ada di antara janggut dan kumisnya serta apa yang ada di antara kedua kakinya kepadaku, maka kujamin surga untuknya.” (HR. Bukhari)
Bagaimana bisa kandinan lagi kalo kandanya di surga, tapi istrinya di neraka? Apalagi kalo sama2 di neraka, boro2 deh kandinan. So, sepasang kandin sama2 harus menjaga kehormatan, juga keselamatan lisannya.

3.       Agar setan tidak datang pada kami.
Sungguh kebaikan akan datang bersama saudaranya, demikian dengan keburukan, ia akan datang bersama saudaranya pula. Jujur adalah saudara kebaikan, sedangkan bohong adalah saudara keburukan. Apalagi ada sebuah hadits yang isinya :
“Apabila seorang hamba berbohong, malaikat yang menyertainya akan menjauh sekitar satu mil karena bau busuk perbuatannya.” (HR. Tirmidzi)
Jika malaikat sudah menjauh, maka siapa yang akan mendekat? Bukankah setan? Dan jika setan sudah mendekat, dengan senang hati ia akan semakin menyeretmu dan rumah tanggamu lebih jauh dalam keburukan.

Naah.. mari kita bingkai pernikahan kita dengan kejujuran :)

B. Jujur itu Sendiri
Berkata jujur itu menjadi berat ketika ada sesuatu yang membuatnya berat. #halah. Seperti seorang dokter yang ingin mengobati pasiennya, ia butuh tau apa penyebab penyakit pasiennya itu. Termasuk tentang jujur, kita perlu tau apa sih yang membuatnya berat.

Saya tau bahwa selalu jujur tidaklah mudah. Banyak sekali orang tidak menjaga kejujurannya, (1) karena ia tdak ingin terperangkap kondisi yang sulit. Bagi seorang istri, ia berbohong kepada suaminya mungkin agar ia tidak dimarahi setelah melakukan kesalahan. Atau bagi seorang anak kepada ayahnya. Atau bagi seorang laki2/perempuan kepada kawannya.

Takut pada kondisi sulit itu wajar. Saya sepakat. Saya juga sering takut. Tapi takut bukanlah excuse sehingga bohong menjadi halal. Mungkin dengan bohong, kita jadi tidak dimarahi. Tapi sebenarnya, bohong akan mendatangkan lagi rasa takut : takut ketauan jika berbohong. Timbul lagi kan rasa takut? Benar2 lingkaran setan.
“Kejujuran adalah ketenangan, sementara kebohongan adalah kegelisahan.” (HR. Tirmdzi)
Kalau kita berkaca dari kata Rasulullah sih jujur itu akan mendatangkan ketenangan, walau mungkin kita akan menerima hal yang tidak kita sukai. Misal : dimarahin :D tapi jiwa kita tenang.

Sekali lagi kita akan belajar dari pendahulu2 kita. Kali ini dari Ka’ab bin Malik. Salah seorang sahabat Rasulullah yang tidak berangkat, menyambut seruan Rasulullah untuk berjuang di Perang Tabuk. Perang yang berlangsung di cuaca yang amat panas dan lokasi perang yang amat jauh. Rasa enggan berangkat berperang menyerang beberapa muslim, termasuk Ka’ab bin Malik.

Sekembalinya Rasulullah dan para sahabat dari berperang, orang2 yang tidak berangkat, satu2 menghadap Rasulullah. Mereka meminta maaf dan mengada2kan alasan, yang bukan alasan sebenarnya. Namun, berbeda dengan Ka’ab. Ia jujur, ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki alasan untuk tidak berperang, ia hanya merasa enggan.

Ia berhasil mengalahkan rasa takut dihukum dan rasa takut dimarahi oleh orang yang sangat dihormatinya. Ia berhasil. Ia berhasil bersikap sebagai orang beriman. Ia berhasil untuk tidak syirik; lebih takut kepada Allah dan hukumanNya daripada Rasulullah dan hukumannya. Bahwa mungkin Rasulullah bisa saja tidak tau kalau dirinya berbohong, tapi sesungguhnya Tuhannya Rasulullah pasti tau.

Saya jadi ingat sebuah riwayat yang mengatakan bahwa mungkin saja seorang mukmin itu memiliki rasa kerdil atau takut, mungkin saja seorang mukmin memiliki rasa pelit, tapi tidak dikatakan ia seorang mukmin jika ia berbohong.

Solusi. Obat itu awalnya memang pahit, tapi menyehatkan, begitu pula dengan jujur. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, bagaimana pun jujur itu menghadirkan ketenangan, walaupun mungkin kita akan menerima sesuatu yang tidak kita sukai. Tapi, habis itu rasa takutnya selesai. Berbeda dengan berbohong. Oke, mungkin akan selamat untuk sementara waktu, tapi sesungguhnya kita dicekam rasa takut yang tidak juga usai. Taukah dirimu? Bohong yang berkepanjangan; takut yang berkepanjangan itu bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Karena ketika bohong, kerja hormon stres dan saraf simpatis meningkat; kerja jantung lebih cepat, tekanan darah naik, kerja saluran cerna menurun, dll. Bohong itu benar2 racun. Sedangkan jujur itu obat. Memang awalnya obat itu pahit atau tidak enak, tapi bukankah obat itu menyembuhkan?

Ada juga orang yang tidak bisa menjaga kejujurannya (2) karena ingin memperoleh keuntungan. Hm... seperti mahasiswa yang mencontek agar nilainya bagus. Seperti seorang suami yang korupsi agar dibanggakan istrinya karena bisa memenuhi nafsu gadget atau gaunnya. Seperti seorang pedagang yang mengurangi timbangannya. Seperti seorang calon istri yang menyatakan ia baik2 saja, tidak mengatakan dirinya memiliki penyakit kepada calon suaminya. Dll. Banyak sekali ketidakjujuran karena ingin mendapatkan keuntungan. Masya Allah.

Salah satu teladan yang bisa kita contoh dalam mengcounter alasan ini adalah Sofyan at-Tsaury. Dikenal sebagai Amirul Mukminin fil Hadits karena beliau seorang ahli hadits. Beliau adalah seseorang yang senantiasa berkata jujur dan benar. Beberapa kali ia mengkritik khalifahnya saat itu (dinasti Abasiyyah), padahal as we know, salah satu hal yang berat adalah berkata benar kepada pemimpin. Namun, beliau bukanlah orang yang ABS (Asal Bapak Senang). Sampai2 sang Khalifah menawarkannya menjadi seorang gubernur untuk meredam kekritisan dan passionnya terhadap kebenaran itu. Sungguh ia bukan budak kekuasaan, ia menolak jabatan itu, dan tetap menjadi seseorang yang senantiasa berkata benar sekalipun kepada pemimpin.

Solusi. Eum, letakkan dunia di tanganmu dan akhirat di hatimu. Keuntungan dunia adalah fana, sedangkan keuntungan akhirat mengekal abadi.

Dan yang terakhir (dalam pembahasan saya), alasan orang tidak berhasil menjaga kejujurannya (3) karena ia merasa iri dengki. Seperti kisahnya saudara2 Nabi Yusuf, yang tidak berkata jujur bahwa merekalah yang sudah mencelakai Nabi Yusuf AS. Rupanya saudara2nya iri terhadap Nabi Yusuf AS yang tampan dan sangat disayangi oleh ayah mereka. Hm... saya jadi ingat sinetron2 di tv. Kok rasanya banyak ya “saudara2 Nabi Yusuf AS” zaman sekarang ini. Ada saja akal jahatnya, mudah sekali berbohong, dan lancar sekali menangis2 palsu.

Solusi. Bacalah shiroh2 pendahulu kita; Rasulullah, Umar, Aisyah, ulama2, dll., insya Allah iri kita kepada orang2 sekitar akan hilang, karena melihat pendahulu2 yang lebih hebat lagi :)

Jujur... iya, saya sepakat sulit sekali untuk selalu jujur. 3 alasan di atas (bisa saja lebih kalau Sobba dan Sobbi mau explorasi lagi, kalau ga pas sama ilmu psikologi, maap2 aja ya) selalu saja menguji tekad kita untuk bersikap dan berkata jujur. Masya Allah...

Mohonlah kekuatan kepada Allah untuk terbingkai kejujuran. Jujurlah kepada Allah, insya Allah akan diberi. Jujurlah kepada Allah jika kita menginginkan kekuatan dariNya untuk senantiasa bersikap jujur. Seperti Umar bin Abdul Aziz yang bertekad untuk selalu berusaha jujur setelah ia tau bahwa tidak jujur itu mengerikan; bukan termasuk orang beriman. Dan Umar bin Abdul Aziz bisa, ia benar2 tidak berkata selain kejujuran semenjak itu :) Subhanallah, laa haula wa laa quwwata illa billah. Jujurlah jika kita membutuhkan bantuanNya.

Sudah berusaha jujur, tapi kejadian yang dateng dirasa buruk terus? Ga ada damai2nya? Ketika di dunia kita tidak merasakan nikmat dari berbuat jujur, yakinlah ada suatu masa saat perbuatan jujurmu akan dibalas dengan kebahagiaan yang setimpal. Ingat Sumayyah? Ya... Syahidah pertama. Beliau tidak mau berkata selain yang benar, bahwa Allah adalah Tuhannya yang Ahad, bukan Latta dan Uzza. Ia terima siksaan dari Abu Jahl; pedih, perih, sakit. Tapi ia tetap tidak mau berkata bohong. Setelah tetap jujur, tidak ada lagi kesenangan baginya di dunia, ia mati ditombak kemaluannya. Ia syahid. Ia syahid karena tetap berkata yang benar. Sungguh ada masa bagimu Sumayyah, bangkit dengan wajah berseri2.
“Pada hari kiamat engkau menyaksikan orang2 yang berbohong kepada Allah, wajah mereka menjadi hitam...” (Az-Zumar : 60)
Hari ini, Allah masih melindungi kita dari terlihatnya segala aib2 kita; kebohongan2 kita. Namun di hari akhir nanti, sungguh kita tidak bisa menyembunyikannya. Wajah seseorang yang jujur akan berseri2, sedangkan orang yang suka berbohong akan berwajah hitam. Masya Allah... Semoga kita termasuk orang yang berwajah berseri2 di hari ketika ada orang yang berwajah berseri2, tapi juga ada yang menghitam.

:: special dedicated to my beloved Kanda, yang sudah mengajarkan terus tentang kejujuran :)

CMIIW

-----------------------------------------------------------------------------------
Oya FYI... para ulama membolehkan kita berkata tidak sebenarnya ketika; (1) berperang (2) mendamaikan orang yang berseteru (3) membuat senang istri. Namuuun... sekali lagi, minimalisasi berkata tidak jujur (lebih baik menggunakan seni kata2) dan perhatikan NIATnya ketika kita akan berkata tidak jujur.

Komentar

  1. Subhanallah mb Mulki, salam kenal :)
    selamat untuk ulang tahun pernikahannya..semoga diberikan kedamaian dan ketentraman selalu dalam rumah tangganya.

    Dan semoga suatu saat nanti saya dan mb Mulki bs bertemu..aamiin,

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin. iya iyaaaa... aku juga pengen bangt ketemu nora :D

      Hapus
  2. Masya Allah...Tapi gak berani baca sampai habis...*belum nikah soalnya... Takut pengen menulis hal2 seperti ini juga... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ih ih ih.. justru smakin ke bawah semakin sebaiknya dibaca :P :P #serius

      Hapus
  3. menikah adalah ibadah...tapi perlu perjuangan keras dan terus menerus untuk menjadi SAMARA..CONGRATULATION dear...

    BalasHapus
  4. udah 5 bulan yaa, congratss y mb...mg slalu bahagia
    oiy, q belum nikah tapi yg psti apapun bentuk hubunganny, kjujuran itu penting. Tapi untuk 3 hal pengecualian yg disebutin tadi, boong sekali-sekali gak apa-apa kali
    =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. boong skali2nya dlm rangka? hehe :) tetep sbaiknya berhati2 :)

      Hapus
  5. mabruk dik..moga langgeng sampai ke akhr hayat, jadi pngn cepetan nikah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin... ayo, mbak tiaaaaa... aku mau liaaattt mbak tia nikah :))

      Hapus
  6. Aduh saya belum nikah, tapi lumayan buat ilmu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah :) hihiii... undang2 yaaa pas nikah nanti :)

      Hapus
  7. subhanallah.. selalu dapat sesuatu dari tulisan mba mulki..

    alhamdulillah satu ilmu lagi bertambah buat saya..

    di tunggu keponakannya mba'e.. hehehe

    BalasHapus
  8. waaaa mbak >,< iri bacanyaaa... :D
    langgeng ya mbak :)

    salam kenaal :)

    BalasHapus
  9. Assalamualaikum, MBak MUlki.....
    Blognya Mbak asyik punya
    jangan2 termasuk proyek provokasi bwt nikah ini , he..he...
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaykumussalam wr wb. haha, tenkyu. tapi beneran deeeh. ini bukan blog utk provoke nikah :)) tapi lebih ke provoke ibadah :P aamiin

      Hapus
  10. waaaah semoga sukses ya mbak, selamat anniv yg ke 0,417 hehe :D
    salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, maaf ya aneh2 aja :) salam kenal juga.

      Hapus
  11. huaaaa..... so aweet.. asyik-asyik!!! masya Allah... :)

    BalasHapus
  12. ILMU BARU,,,, SUBHANALLAH... IJN COPAS YAH ukhti

    SENANGnya bertemu dganmu Mulki

    BalasHapus
    Balasan
    1. monggo, ukhti :) senang juga berkawan denganmuuuuu.. aku juga sering mampir looh :)

      Hapus
  13. aku masih sekolah, tapi ngebacanya bikin iri. jadi pengen nikah, hehe

    salam kenal ya mbak, kalo berkenan follow back dan kunjung balik ke catatanlinuxku

    BalasHapus
    Balasan
    1. hlaaaa... ayo sekolah duluuu... SNMPTN ya tahun ini? sukses yaaa! aku sudah berkunjung :)

      Hapus
  14. Aih...aihh...baru 5 bulan, brarti masih tergolong pngantin baru, hehe....smoga pernikahannya berkah ya mba, trus langgeng, dan dikaruniai keturunan yg sholih sholihah, amiinn ^^

    Doakan diriku moga jg bisa nyusul nikah, ehehe...:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin.. semoga mbak ninis bisa segera nyusuul.. biar ada pengantin yang lebih baru :P

      Hapus
  15. mampir lewat dan diingatkan lagi oleh hadist2 yang tertulis :')

    BalasHapus
  16. salam kenal mba mulki...

    Waah manten anyar ya mba... Moga langgeng di dunia wal akhirat.
    #kandinan, lucu kedengerannya hhe

    BalasHapus
  17. hehe, sekali duduk menghabiskan tulisan-tulisan mulki :D

    semoga ilmunya jariyah, Mul :)

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran

Resume Buku Personality Plus

Mengelola Keuangan Keluarga #3 : Pembagian Porsi, Tunjangan Dadakan, Tabungan Cair