Rindu Momongan?

PROLOG
Tak sedikit pasangan suami-istri yang harus menanti bertahun-tahun dengan beragam usaha untuk bisa punya anak. Itu pun belum tentu ada hasilnya. Apa saja sebetulnya penyebab ketidaksuburan? Apa yang sebaiknya dilakukan agar cepat dapat momongan?

Patokannya Setahun
Kasus-kasus tersebut menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, merupakan pertanda ketidaksuburan. Spesialis kandungan dan kebidanan dari Klinik Pasutri Tebet, Jakarta Selatan, ini menegaskan bahwa pasangan yang selama setahun setelah perkawinan tidak juga dikaruniai keturunan, jika melakukan hubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi, dianggap mengalami ketidaksuburan.

Pandangan Dr. Boyke itu sama dengan pendapat Prof. DR Dr. Wimpie Pangkahila Sp And dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tentang infertilitas seperti yang selalu dikemukakannya melalui rubrik seksologi. Sementara Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro. Sp.And. Ph.D, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mendefinisikan infertilitas sebagai ketidakmampuan pasangan suami istri mendapatkan keturunan, setelah dua tahun menikah dengan hubungan seksual teratur tanpa upaya mencegah kehamilan.

Kesulitan mendapat anak seringkali ditimpakan kepada pihak wanita sebagai kambing hitam. Istri dinilai tidak subur, sehingga tidak bisa cepat hamil. Pemahaman seperti ini membuat wanita diharuskan menjalani terapi ini-itu, sementara sang suami ogah diperiksa. Padahal, baik suami maupun istri memiliki peluang sama dalam menimbulkan kejadian ini.

“Keberhasilan kehamilan tidak dapat diandalkan hanya pada pihak wanita. Faktor penyebab infertilitas dapat berasal dari suami, istri, atau bersama-sama,” ujar Prof Arjatmo. Tercatat dalam data, penyebab ketidaksuburan 30-40 persen berasal dari pihak suami dan istri, dan 33-48 persén dari pihak pria.

Prof. Wimpie, ahli andrologi sekaligus seksologi, menyatakan banyak penyebab gangguan kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Ketidaksuburan pada wanita antara lain disebabkan oleh kondisi yang disebut ovulation disorder. Itu merupakan gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur benar-benar tidak menghasilkan sel telur matang, sehingga sulit diovulasi dan masuk ke saluran telur.

Faktor lain yang bisa disebut adalah tertutupnya tuba falopi yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada pelviks, infeksi saluran sel telur, serta gangguan pada selaput lendir rahim dan leher rahim yang disebut endometriosis akibat kista.

Sementara pada pria, ketidaksuburan bisa terjadi karena azoospermia atau tak adanya produksi sel sprema sama sekali. Ada pula yang sel spermanya terproduksi, tetapi sperma yang dihasilkan terlalu lemah dan jumlahnya sedikit atau di bawah angka cukup (20-200 juta per ml). Kondisi yang disebut oligospermia ini membuat sel sperma tak mampu berenang mencapai telur atau mati sebelum menembus sel telur.

Dalam beberapa kasus, ketidaksuburan bisa diakibatkan penyakit genetik seperti ketidaknormalan kromosom atau cystic fibrosis.

Prof. Arjatmo menjelaskan bahwa 20 persen faktor penyebab infertifitas sebenarnya belum bisa diketahui. Seorang dokter kandungan yang juga pengarang buku the Whole Pregnancy Handbook, Joel Evans, MD, menyebutkan. “Sekitar 60 sampai 70 persen penyakit terkait dengan persoalan gàyá hidup. Sangat masuk akal bila mengubah gaya hidup dibantu dengan obat bisa meningkatkan kesuburan pada pria dan wanita.”

Ubah Gaya Hidup
Selanjutnya Evans menyebutkan, ketidaksuburan bisa terjadi akibat perilaku seksual tak sehat yang berulang-ulang. Contohnya, suami istri cenderung menggunakan pelumas saat berhubungan seksual. Pelumas ini bisa memengaruhi kondisi sel sperma.

Kelewat sering berhubungan seksual pun bisa menurunkan mutu sel sperma. Untuk menghasilkan keturunan, hubungan seksual cukup dilakukan seminggu 1-2 kali pada saat wanita dalam keadaan subur.

Perilaku lain yang berisiko memicu ketidaksuburan antara lain kebiasaan minum alkohol, merokok, dan ngobat (mengonsumsi obat-obatan psikotropika). Diet yang berlebihan atau anoreksia pada wanita juga bisa menyebabkan ketidaksuburan. Demikian juga kebiasaan memakai celana dalam atau celana pendek yang terlalu ketat.

Stres menjadi kondisi terawan yang dialami wanita maupun pria. Pada wanita, stres bisa menyebabkan haid tidak teratur yang akhfrnya mengganggu proses ovulasi. Sementara pada pria, stres memengaruhi produksi sel sperma.

Semua kebiasaan tersebut dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup. Anda mungkin perlu menghindari faktor risiko tadi, misalnya penggunaan pelumas. Sebaliknya mulai mencoba teknik pelepasan dan pengelolaan stres.

TIPS PERSIAPAN KEHAMILAN

1. Berat badan ideal
Pastikan berat badan Anda sudah ideal, untuk mengukurnya gunakan indeks masa tubuh dengan rumusan berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Disebut ideal jika angkanya antara 20-25. Tubuh yang terlalu kurus akan berpengaruh pada produksi sel telur setiap bulannya. Sementara lemak yang berlebihan karena kegemukan juga sama tak baiknya karena bisa mengganggu kehamilan dan janin.

2. Cek kesehatan
Gangguan tiroid, anemia, kekurangan zat besi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan infeksi vagina, adalah sederet penyakit yang bisa mengganggu kehamilan. Periksakan kesehatan Anda untuk memastikan tubuh Anda dan pasangan sehat.

3. Pengaruh obat
Beberapa jenis obat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama kehamilan. Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, konsultasikan hal ini dengan dokter.

4. Mulai minum vitamin
Beberapa jenis suplemen yang berguna mendukung kesehatan janin di antaranya asam folat, suplemen zat besi untuk meningkatkan kadar mineral penting dalam tubuh, serta asam lemak omega-3.
 
5. Stop bad habits
Hentikan semua kebiasaan buruk Anda; merokok, minuman beralkohol, dan  kafein. Rokok menyebabkan bayi lahir dengan berat kurang, selain tentu juga merusak paru-paru. Nekat minum alkohol bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin, sedangkan kafein bisa meningkatkan risiko keguguran.

6. Mulai olahraga
Mulailah melakukan olahraga sejak sekarang karena selama hamil 9 bulan tubuh Anda harus bekerja lebih keras untuk menjamin kesejahteraan janin di kandungan.

Sumber : KOMPAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Personality Plus

Lagi Galau?

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran