Menyapa Gunatalikrama; Pintu
Assalamu’alaykum, Gunatalikrama.
Pernahkah kamu merasa tidak memiliki kesempatan? “Ah, bahasa inggrisku jebloks. Mana bisa aku lanjut sekolah di luar negri?” sedangkan yang lain, “Hiks… aku rakyat jelata begini, sepertinya jalanku buntu untuk bisa sekolah spesialis jantung.” Sedangkan di pojok yang lain, “aku orang yang fakir, tidak punya harta untuk beramal, adakah sempat bagiku berinfaq untuk orang lain walau hanya terjadi sekaliii saja dalam hidupku?”
Di sebuah tempat, kita menunggu kesempatan itu mengetuk pintu kita. Tapi.. satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun terlewati, belum juga kita dengar bunyi ketukan pintu yang kita nanti. Tidak jarang kita tetap berdiam, menunggu, dengan harap2 cemas.. bisakah- akankah- kapankah. Lalu merasa : ga- lau. bisa saja ujungnya : pu- tus- a- sa. Lalu berbalik, lantas : bu- bar- ja- lan.
Padahal, di masa-masa penantian kesempatan, daripada galau yang berujung bubar jalan, seharusnya kita beraktivitas. Iyesss.. apabila kesempatan belum datang untuk mengetuk, jangan2 memang kita belum punya pintu yang bisa diketuk. Maka… buatlah pintunya dulu. Bagaimana pintumu akan diketuk jika kamu belum memiliki pintu? Namun jika kamu sudah memiliki pintu, tapi pintumu belum juga diketuk, buatlah pintu2mu yang lain. Semakin banyak pintu yang kamu miliki, bukankah akan semakin besar kemungkinan untuk terketuk? Yup. Jika memiliki ingin, buatlah diri kita memang layak untuk diberikan kesempatan. Semangat! Hihi.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...