Mas dan Mpok Kodok #12
“Mas.. hm, aku ingin ga ada yang sia2 atau berlebihan buat nikahan nnt. Termasuk printilan kaya undangan. Mas ada usul mau pakai undangan apa yang ada nilai tambah gunanya?” Setelah diskusi, kami memutuskan undangan kami dlm bentuk notebook. Maskodok menawarkan diri mendesain notebooknya sendiri, mungkin agar lebih personal dan sesuai gayanya yg simple. Mahalkah? Kami modal 4000 rupiah untuk satu undangannya. Ga terlalu mahal ya kynya, tp ya mmg sederhana aja jadinya.
.
Di undangan yang kami cetak, maupun e-invitation (herimulki.com . thanks banget furqon yg udah ngasih kado brupa e-invitation) kami mencantumkan tema nikahan kami di bagian cover. Drpd foto kami kan? Hehe.
.
Yang ngusulin temanya itu maskodok, “Jujur. Mas ingin kita selalu jujur. Jujur satu sm lain & jujur sama diri sendiri. Karena mas percaya jujur itu benteng kebaikan. Mas pernah dgr kajian kalo dulu jaman Rasul, ada seorang Badui yang ingin masuk Islam, tapi dgn syarat dia tetap boleh berzina, minum khamr, dan mencuri. Trus Rasulullah dgn tenangnya menjawab boleh, tp dg syarat jg, yaitu ia harus selalu jujur dan shalat jamaah di masjid.”
.
Maskodok liat sbntr ke aku, mungkin mastiin aku ga tidur, “Lalu si badui setuju. Dia merasa syarat yang diajukan Rasul mudah dan ia sgt gembira tetap boleh spti dulu. Nah.. esok2nya sesuai janji, si Badui selalu shalat jamaah di masjid. Dan tiap usai shalat dan kajian Islam, si Badui selalu ditanya tentang aktivitas sehari2nya oleh Rasul. Yaa karena si Badui sudah berjanji untuk selalu jujur, dia ceritalah kalo masih melakukan kebiasaan lamanya. Ia ga bisa bohong. Long story short, krn dia istiqomah ngamalin kejujuran, si Badui secara alami mulai meninggalkan kebiasaan lamanya dan akhirnya benar2 mnjd seorang muslim yang baik.”
.
“Gitu… jujur itu keren kan? Dia akan menyelamatkan pelaksananya dari hal2 buruk dan menetapkan si pelaksana dalam bingkai kebaikan. Mas kan ingin pernikahan kita selalu selamat dan langgeng dunia akhirat, nah.. gimana kalo temanya “Kami Bingkai September dengan Jujur?”
.
Aku cuma pongoh dan…”iya, setuju, mas.” dalam hatiku, mungkin sudah dipikirin berabad2 kali ya ama dia, sampe muncul tema yg mirip2 judul sinetron gitu.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...