Mas dan Mpok Kodok #6
Di tanggal 2 Juni 2011, sepupuku menikah. Aku gunakan kesempatan pulang ke jakarta itu untuk mengobrol dengan maskodok untuk pertama kali.
.
"Mas, sifat dan kebiasaan mas yang harus aku tau apa aja?" itu pertanyaan pembukaku untuknya.
.
"Sifat mas itu blakasuta, khasnya orang banyumas. Terang2an. Kalo setuju bilang setuju. Begitu juga kalo ga setuju. Ga pake aling2. Makanya mas pengen belajar kaya abi. Bisa lebih santun dan bijak. Tarik ulur. Tali aja kalo ditarik terus, bisa cepet putus kan..."
.
Dalam hatiku, "hore... koleris garis keras nih kayanya. Mantaap."
.
Sambungnya, "sumbu mas juga pendek. Cepat terbakar. Ga kehitung dulu waktu kecil pernah berantem berapa kali. Dulu mas pun pernah dimarahin sampai dicengkram kerah seragam mas sama kepala sekolah, mungkin karena mas keterlaluan ya protesnya."
.
"mas juga cenderung khawatiran. Mirip banget sama almarhum bude yg dulu merawat mas. Beliau ga akan masuk rumah jika anak2nya dulu belum pulang selarut apapun, apalagi jika malam itu hujan. Ohya.. Ga usah kaget kalo nanti melihat panic attack mas lagi kambuh."
.
Wohoo.. Menarik nih, sahutku dalam hati. Bakal semembara apa nih rumah eykeee. Lagi asik dengan pikiran sendiri, tiba2 dia bertanya, "Kalo kamu, nduk? Tentang kamu, kira2 apa yang belum mas tau?"
.
Nduk? What? Baru kali itu aku dipanggil "nduk.." dan duh kok nyaman banget, ya. Langsung sudah.. aku ga bisa mikir.
.
"Hah? Aku? Biasa2 aja kok, mas."
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah membacanya :D dan terima kasih sudah mau komen. hehe...